Fatigue in people with Diabetes Mellitus (DM) is a serious problem that can affect the patient's quality of life. Poor management of blood glucose levels often contributes to the emergence of physical and psychological complications, including depression and fatique. Depression in patients with type 2 diabetes not only worsens blood glucose control, but also increases the risk of continued fatigue, thereby lowering the patient's functional ability and motivation to undergo therapy. A deep understanding of the relationship between blood glucose levels, depression, and fatique is essential in nursing practice as a cornerstone in designing comprehensive management. This study aims to analyze the relationship between blood sugar levels, depression, and fatigue in patients with type 2 diabetes at the Juwana Health Center. This study is a quantitative research with a cross-sectional design. The sample size was 65 respondents, using the Total Sampling technique with criteria, patients with type 2 DM, willing to participate in the study by signing an informed consent, active in prolific activities, not experiencing severe mental disorders, cooperative, and able to communicate well. The research instrument used the Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire and the Beck Depression Inventory II (BDI II), and glucometer (GCU). Data analysis using the Pearson test. The results showed that the average blood sugar level in the respondents was 210.75 mg/dL, but there was no significant relationship between blood sugar levels and fatigue (p = 0.683; r = 0.052). In contrast, a significant association was found between depression and fatigue levels (p = 0.000; r = 0.566), with an average depression score of 22.05 and a fatigue score of 24.63. These findings indicate that fatigue in type 2 DM patients is more influenced by psychological factors such as depression than by blood sugar levels themselves. Abstrak Fatigue pada orang dengan diabetes mellitus (DM) merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pengelolaan kadar glukosa darah yang tidak optimal seringkali berkontribusi pada munculnya komplikasi fisik maupun psikologis, termasuk depresi dan fatique. Depresi pada pasien DM tipe 2 tidak hanya memperburuk kontrol glukosa darah, tetapi juga meningkatkan risiko fatique yang berkelanjutan, sehingga menurunkan kemampuan fungsional dan motivasi pasien dalam menjalani terapi. Pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara kadar glukosa darah, depresi, dan fatique sangat penting dalam praktik keperawatan sebagai landasan dalam merancang penatalaksanaan yang komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar glukosa darah, depresi, dan fatigue pada penderita DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel 65 responden, menggunakan teknik Total Sampling dengan kriteria, pasien DM tipe 2, bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent, aktif dalam kegiatan prolanis, tidak mengalami gangguan mental yang berat, kooperatif, serta dapat berkomunikasi dengan baik. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner Fatigue Assesment Scale (FAS) dan Beck Depression Inventory II (BDI II), dan glucometer (GCU). Analisis data menggunakan uji pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar glukosa darah sewaktu responden adalah 210,75 mg/dL, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan fatigue (p = 0,683; r = 0,052). Sebaliknya, ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dan fatigue (p = 0,000; r = 0,566), dengan rata-rata skor depresi sebesar 22,05 dan skor fatigue 24,63. Temuan ini mengindikasikan bahwa kelelahan pada diabetesi tipe 2 lebih dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti depresi dibandingkan dengan kadar glukosa darah itu sendiri.