Syamaila, Dreisagara Alna
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Teknik Simplifikasi Grafis dalam Aset Flat Design Video Animasi “Scroll Tanpa Kontrol” Syamaila, Dreisagara Alna; Komariah, Kokom; Prahatmaja, Nurmaya
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1198

Abstract

Penggunaan teknik simplifikasi grafis dalam aset flat design menjadi pendekatan visual yang krusial dalam produksi animasi, terutama untuk menyampaikan isu kompleks seperti doomscrolling terhadap gangguan kecemasan secara ringkas dan komunikatif. Gaya visual ini menekankan kesederhanaan bentuk, warna solid, serta penghilangan detail realistis guna menciptakan tampilan yang bersih dan mudah dipahami. Dalam video animasi, simplifikasi grafis bukan hanya berfungsi sebagai estetika visual, tetapi juga sebagai strategi komunikasi efektif untuk mengurangi beban kognitif audiens. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan teknik ekstraksi bentuk lengkap dan ekstraksi fitur parsial dalam aset flat design video animasi “Scroll Tanpa Kontrol”. Penciptaan karya ini mengacu pada teori Cognitive Load (Sweller, 2018), konsep flat design (Bayu, 2025), serta pendekatan visual dari Hsu & Wang (2018). Metode penciptaan karya meliputi : tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Hasil karya menunjukkan bahwa teknik ekstraksi bentuk lengkap berhasil menciptakan aset visual yang bersih, konsisten, dan mudah dikenali tanpa mengurangi esensi bentuk objek, sehingga memudahkan proses animasi dan menjaga fokus penonton pada narasi. Sementara itu, teknik ekstraksi fitur parsial mampu menekankan elemen visual dan fungsional yang paling penting, seperti ekspresi karakter dan metafora fungsi otak, untuk memperkuat keterikatan emosional penonton terhadap pesan yang disampaikan. Kedua pendekatan tersebut menjadikan visualisasi isu abstrak seperti kecemasan lebih komunikatif dan mudah diingat, serta memperkuat animasi sebagai bentuk yang efektif dan relevan secara sosial.