Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tidak sesuai akan menjadikan standar mutu dan kinerja rumah sakit tidak sesuai standar, sehingga manager harus memastikan seluruh perawat harus kompeten dengan cara melakukan evaluasi terhadap kompetensi, feedback dan memberikan arahan tentang asuhan keperawatan. Evaluasi yang dilakukan dengan cara melakukan supervisi berjenjang. Metode kajian ini dilakukan dengan pendekatan sistematis, mencari artikel-artikel ilmiah dari database seperti PubMed, Scopus, Google Scholar, dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan meliputi "supervisi berjenjang", "asuhan keperawatan", "EMR". dari 9 artikel yang dianalisis, ditemukan bahwa supervisi instrumen secara signifikan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan Supervisi mempunyai peran penting dalam kesesuaian dokumentasi asuhan keperawatan banyak manfaat yang didapat dari supervisi klinis keperawatan. Dengan melakukan literatur review untuk melihat pengaruh supervisi klinis berjenjang merupakan strategi untuk meningkatkan lingkungan kerja yang lebih sehat dengan hasil yang positif bagi staf individu, tim bangsal, pasien dan organisasi pelayanan kesehatan, meningkatkan pelaksanaan hand hygiene five moment, terjadi peningkatan dalam pengkajian dan monitoring resiko jatuh, menurunkan burnout, dan membantu perawat memahami dokumentasi asuhan keperawatan yang sesuai itu penting. Supervisi merupakan salah satu fungsi dari manajemen yaitu fungsi pengarahan (actuating) yang mempunyai peran untuk mempertahankan segala kegiatan yang telah terprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Manajer perawat harus mampu mengarahkan dan melakukan pengawasan pada staf perawat untuk memberi asuhan keperawatan yang berkualitas dan melakukan supervisi klinis berjenjang.