Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI: PERBANDINGAN KEBERHASILAN STAPLER HEMORRHOIDOPEXY DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PADA PASIEN HEMOROID Hardi, Firly Alfiza; Sasmita, Guruh Nata; Pradyaharini, Zahra Adinda; Syifa, Nazwa; Nafan, Nabila Utiya; Subadiyasa, I Made Arya
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 2 (2025): May
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i2.31751

Abstract

Latar Belakang: Wasir merupakan penyakit anorektal yang disebabkan oleh pelebaran dan peradangan pada vena anus. WHO melaporkan bahwa 54% dari populasi menderita wasir, dengan angka yang lebih tinggi di negara-negara maju karena pola makan rendah serat dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Pada wasir derajat III, prolaps tidak kembali secara spontan dan seringkali memerlukan pembedahan. Hemoroidopeksi Stapler (SH) dinilai kurang nyeri dan memiliki pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan hemoroidektomi konvensional, tetapi tingkat kekambuhannya masih diperdebatkan. Tujuan: EBCR ini membandingkan efikasi SH dan hemoroidektomi konvensional dalam mencegah kekambuhan wasir. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada PUBMED, Cochrane, dan ProQuest dengan menggunakan kata kunci dan Operator Boolean. Penelitian yang dijelaskan merupakan RCT yang terkait dengan tingkat kekambuhan antara SH dan hemoroidektomi konvensional. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa SH memiliki tingkat kekambuhan yang lebih tinggi (18-25%) dibandingkan dengan hemoroidektomi konvensional (10-23%) dalam tindak lanjut 2-5 tahun. Namun, SH menyebabkan lebih sedikit nyeri pascaoperasi dan pemulihan yang lebih cepat, dengan pasien kembali beraktivitas dalam waktu 2 minggu. Sebaliknya, hemoroidektomi konvensional lebih menyakitkan tetapi lebih efektif dalam jangka panjang. Kesimpulan: SH lebih unggul dalam pemulihan yang cepat dan nyeri minimal, tetapi memiliki risiko kekambuhan yang lebih tinggi daripada hemoroidektomi konvensional. Pilihan prosedur harus mempertimbangkan efektivitas jangka panjang dan preferensi pasien.
LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI: PERBANDINGAN KEBERHASILAN STAPLER HEMORRHOIDOPEXY DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PADA PASIEN HEMOROID Hardi, Firly Alfiza; Sasmita, Guruh Nata; Pradyaharini, Zahra Adinda; Syifa, Nazwa; Nafan, Nabila Utiya; Subadiyasa, I Made Arya
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 2 (2025): May
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i2.31751

Abstract

Latar Belakang: Wasir merupakan penyakit anorektal yang disebabkan oleh pelebaran dan peradangan pada vena anus. WHO melaporkan bahwa 54% dari populasi menderita wasir, dengan angka yang lebih tinggi di negara-negara maju karena pola makan rendah serat dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Pada wasir derajat III, prolaps tidak kembali secara spontan dan seringkali memerlukan pembedahan. Hemoroidopeksi Stapler (SH) dinilai kurang nyeri dan memiliki pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan hemoroidektomi konvensional, tetapi tingkat kekambuhannya masih diperdebatkan. Tujuan: EBCR ini membandingkan efikasi SH dan hemoroidektomi konvensional dalam mencegah kekambuhan wasir. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada PUBMED, Cochrane, dan ProQuest dengan menggunakan kata kunci dan Operator Boolean. Penelitian yang dijelaskan merupakan RCT yang terkait dengan tingkat kekambuhan antara SH dan hemoroidektomi konvensional. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa SH memiliki tingkat kekambuhan yang lebih tinggi (18-25%) dibandingkan dengan hemoroidektomi konvensional (10-23%) dalam tindak lanjut 2-5 tahun. Namun, SH menyebabkan lebih sedikit nyeri pascaoperasi dan pemulihan yang lebih cepat, dengan pasien kembali beraktivitas dalam waktu 2 minggu. Sebaliknya, hemoroidektomi konvensional lebih menyakitkan tetapi lebih efektif dalam jangka panjang. Kesimpulan: SH lebih unggul dalam pemulihan yang cepat dan nyeri minimal, tetapi memiliki risiko kekambuhan yang lebih tinggi daripada hemoroidektomi konvensional. Pilihan prosedur harus mempertimbangkan efektivitas jangka panjang dan preferensi pasien.