AbstrakIPHA merupakan inovasi teknologi yang bertujuan mengoptimalkan penggunaan air dalam usaha tani padi, dengan efisiensi hingga 30%, pengurangan kebutuhan benih, serta percepatan masa panen. Meskipun terbukti memberikan manfaat agronomis dan ekonomis, penerapan IPHA belum merata karena adanya kendala pengetahuan, akses informasi, dan persepsi petani. Untuk menjelaskan fenomena ini, penelitian ini menggunakan teori Difusi Inovasi Rogers (2003), dengan lima dimensi utama: keunggulan relatif, kesesuaian, kompleksitas, dapat dicoba, dan dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh adopsi inovasi Irigasi Pertanian Hemat Air (IPHA) terhadap peningkatan pendapatan petani di Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei terhadap 50 petani yang telah mengadopsi IPHA, yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan observasi, kemudian dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh dimensi adopsi inovasi IPHA berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani, baik secara simultan maupun parsial. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa 75,7% variasi pendapatan petani dapat dijelaskan oleh variabel-variabel inovasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adopsi IPHA secara efektif menurunkan biaya usahatani dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas. Temuan ini menegaskan pentingnya peran BPP dan strategi penyuluhan lokal.Kata kunci: Adopsi inovasi, IPHA, pendapatan petani, irigasi hemat air, difusi teknologi.AbstractIPHA is a technological innovation aimed at optimizing water use in rice farming, achieving up to 30% efficiency, reducing seed requirements, and accelerating the harvest period. Despite its proven agronomic and economic benefits, the adoption of IPHA remains uneven due to barriers such as limited knowledge, access to information, and farmers’ perceptions. To explain this phenomenon, the study applies Rogers’ Diffusion of Innovations theory (2003), focusing on five key dimensions: relative advantage, compatibility, complexity, trialability, and observability. The purpose of this study is to analyze the effect of adopting the Water-Saving Agricultural Irrigation (IPHA) innovation on increasing farmers’ income in Tukdana Subdistrict, Indramayu Regency. A descriptive quantitative approach was used with a survey method involving 50 farmers who had adopted IPHA, selected through simple random sampling. Data were collected through questionnaires, interviews, and observations, then analyzed using multiple linear regression. The results show that all five innovation adoption dimensions significantly influence farmers’ income, both simultaneously and partially. The coefficient of determination indicates that 75.7% of the variation in farmers’ income can be explained by the innovation variables. Thus, it can be concluded that the adoption of IPHA effectively reduces farming costs and increases efficiency and productivity. These findings highlight the crucial role of agricultural extension centers (BPP) and localized outreach strategies.Keywords: Innovation adoption, IPHA, farmers' income, water-saving irrigation, technology diffusion.