This research analyzes the implementation of the Kurikulum Merdeka at SMK Profita Bandung, focusing on the flexibility of the curriculum to meet the needs of students and industry. Data were collected through observations and interviews to identify curriculum development challenges and provide insights for improving vocational education practices. The study explores issues related to creating and implementing the curriculum at SMK Profita Bandung, particularly concerning the application of the Kurikulum Merdeka. It investigates how a flexible curriculum can meet students' needs and industry demands and the effectiveness of technology use in learning. Conducted descriptively qualitatively, the research gathered data through observations, document analysis, and semi-structured interviews. The findings indicate that the main challenges in curriculum development include limited resources, resistance to change among educators, and the need for ongoing teacher training. Furthermore, although the Kurikulum Merdeka offers flexibility, its implementation still faces obstacles, especially in collaboration between teachers, school principals, and other stakeholders. This research is expected to provide insights for improving curriculum development practices in vocational schools and support enhancing educational quality in Indonesia. Abstrak Penelitian ini menganalisis penerapan Kurikulum Merdeka di SMK Profita Bandung, fokus pada fleksibilitas kurikulum untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan industri. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara untuk mengidentifikasi tantangan dalam pengembangan kurikulum, dengan tujuan memberikan wawasan untuk perbaikan praktik pendidikan vokasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari masalah yang terkait dengan pembuatan dan pelaksanaan kurikulum di SMK Profita Bandung, terutama dalam hal penerapan Kurikulum Merdeka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kurikulum yang fleksibel dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan tuntutan industri serta seberapa efektif penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, analisis dokumen, dan wawancara semi-terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama dalam pengembangan kurikulum meliputi keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan di kalangan pengajar, serta kebutuhan pelatihan berkelanjutan untuk pendidik. Selain itu, meskipun Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas, implementasinya di lapangan masih menghadapi kendala, terutama dalam hal kolaborasi antara pendidik, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi perbaikan praktik pengembangan kurikulum di SMK dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Kata Kunci: implementasi kurikulum; Kurikulum Merdeka; pengembangan kurikulum