Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BATE MANURUN SEBAGAI MEDIUM TEOLOGI KONTEKSTUAL Sampe Buntu, Ivan; Pangrante, Frans
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 21 No. 01 (2025)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.v21i01.4026

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bate manurun dalam konteks budaya Toraja sebagai medium teologi kontekstual dengan pendekatan antropologis. Dalam tradisi Toraja, bate manurun bukan hanya berfungsi sebagai artefak budaya melainkan juga memiliki muatan simbolik dan spiritual yang mendalam. Simbol ini mengandung ekspresi religiusitas yang sangat mendalam mencakup kesadaran akan kesakralan, relasi yang kuat dengan para leluhur, serta harapan akan kehidupan yang kekal. Dengan menggunakan pendekatan model antropologis dari Stephen Bevans, penelitian ini melihat bagaimana makna bate dapat ditransformasikan dalam pemahaman iman Kristen di Toraja. Data dikumpulkan melalui studi literatur, observasi, dan wawancara dengan tokoh adat dan pemuka gereja. Hasil analisis menunjukkan bahwa simbol ini memungkinkan terjadinya dialog yang hidup antara iman dan budaya, di mana kekristenan dapat mengakar dalam konteks lokal tanpa kehilangan universalitasnya. Dengan mengadopsi pendekatan kontekstual, gereja mampu memberdayakan simbol-simbol lokal sebagai bagian dari pewartaan Injil yang relevan dan transformatif. Kata Kunci: kekekalan, mengilahi; ritual kematian; ritual kehidupan; ritual berpasangan; puya   This study aims to explore bate manurun within the cultural context of the Toraja people as a medium for contextual theology through an anthropological approach. In Torajan tradition, bate manurun functions not merely as a cultural artifact but also carries deep symbolic and spiritual significance. This symbol expresses profound religiosity, encompassing a sense of sacredness, strong relational ties with ancestors, and the hope of eternal life. By employing Stephen Bevans’ anthropological model of contextual theology, this research examines how the meaning of bate can be transformed within the framework of Christian faith in Toraja. Data were collected through literature review, field observation, and interviews with traditional leaders and church figures. The analysis reveals that this symbol facilitates a dynamic dialogue between faith and culture, enabling Christianity to take root in the local context without losing its universality. By adopting a contextual approach, the church is empowered to integrate local symbols as part of a gospel proclamation that is both relevant and transformative. Keywords: eternity, deification, funerary ritual, paired rites; puya
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MEMPROMOSIKAN DESTINASI WISATA SEJARAHDESA PATA’PADANG, KECAMATAN SANGGALANGI’ , KABUPATEN TORAJA UTARA Pangrante, Frans; Polang, Agner; Saruran, Reschary; Mambaya, Jelita
TONGKONAN: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 4 No 1 (2025): Tongkonan: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : FKIP UKI TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/ev8m1x03

Abstract

Salah satu implementasi dari tridarma perguruan tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Program pembinaan desa merupakan sebuah bentuk kegiatan pengabdian dari Universitas Kristen Indonesia Toraja kepada masyarakat. Desa yang dipilih untuk melakukan pembinaan adalah Desa Pata’padang, Kec. Sanggalangi’, Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Desa ini memiliki potensi wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan karena merupakan perpaduan antara keindahan alam dan nilai sejarah yang sangat kuat. Tradisi oral menyebutkan bahwa desa ini menjadi tempat awal mula perlawanan terhadap invasi Kerajaan Bone pada abad 17, yang kelak dikenang oleh seluruh orang Toraja sebagai kisah To Pada Tindo Untulak Buntunna Bone. Kisah tersebut didukung dengan sejumlah situs yang menandai titik titik penting dalam perang besar tersebut. Pembinaan ini bertujuan untuk memperkenalkan, mengembangkan bahkan membantu masyarakat memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Parimata melalui platform digital. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini yakni melakukan wawancara dengan  masyarakat, mengunjungi langsung objek wisata Parimata, membuat video dokumenter, serta membantu membuat akun media sosial yang memungkinkan masyarakat untuk mempromosikan objek wisata Parimata dan situs-situs Sejarah To Padatindo secara digital.