Selama periode 2020-2023, pandemi COVID-19 berdampak signifikan pada pasar saham dan investasi. Namun, banyak perusahaan di Indonesia tetap melakukan IPO, mencatat rekor terbanyak di Asia Tenggara. Dengan menggunakan bandarmologi sebagai variabel moderasi, studi ini menguji dampak konten prospektus, yang mencakup karakteristik finansial dan nonfinansial, terhadap imbal hasil 5 hari dari ekuitas IPO. Pengambilan sampel secara purposif digunakan untuk mengidentifikasi 46 bisnis IPO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama waktu yang relevan untuk sampel. Variabel nonfinansial mencakup kuantitas dan persentase saham yang ditawarkan, sedangkan variabel finansial mencakup Debt to Equity Ratio (DER) dan Earnings Per Share (EPS). Pialang diukur dengan melihat 3 dan 5 pialang teratas. Temuan studi, yang mewakili risiko utang dan ekspektasi yang tidak terpenuhi, menunjukkan bahwa DER dan EPS berdampak negatif secara signifikan terhadap imbal hasil 5 hari perusahaan IPO saat menggunakan teknik Partial Least Square (PLS) versi 4.0. Sebaliknya, variabel non-keuangan berpengaruh positif namun tidak signifikan, menunjukkan bahwa investor lebih fokus pada kualitas manajemen dan prospek perusahaan. Bandarmologi memperkuat pengaruh negatif variabel keuangan dan memberikan pengaruh positif terhadap variabel non-keuangan, tetapi keduanya tidak signifikan, menandakan pengaruh faktor pasar lain seperti sentimen dan regulasi.