Penelitian ini mengkaji pengaruh cyberbullying terhadap kesehatan mental remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta, di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi yang memengaruhi pola komunikasi. Cyberbullying, sebagai perilaku intimidasi yang dilakukan melalui media sosial dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental individu yang menjadi korban, seperti meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi. Strategi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yang mencakup pengumpulan data melalui survei pada remaja berusia 13 hingga 29 tahun. Sebanyak 100 responden diambil sebagai sampel dari populasi sebanyak 275.521 orang dengan menggunakan rumus Slovin. Instrumen yang digunakan terdiri dari skala cyberbullying dan skala kecemasan yang dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitasnya. Temuan analisis mengindikasikan bahwa semua item dalam skala kecemasan valid, sedangkan satu item dalam skala cyberbullying tidak valid. Uji korelasi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara cyberbullying dan kecemasan. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat cyberbullying berpotensi meningkatkan kecemasan di kalangan remaja, yang menuntut perhatian dan strategi pencegahan yang komprehensif dari orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk mendukung kesehatan mental remaja.