Penelitian ini menyelidiki kebenaran sifat kestabilan dari stablecoins dibandingkan dengan mata uang kripto tradisional. Menggunakan model DCC-GARCH dan ARIMA-GARCH, penelitian ini menganalisis data harga harian dari Januari 2020 hingga Desember 2023 untuk tiga mata uang kripto (Bitcoin, Ethereum, dan Ripple) dan tiga stablecoin (Tether, USD-Coin, dan PAX-Gold). Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi bersyarat dinamis antara mata uang kripto tradisional dan stablecoins umumnya rendah dan tidak stabil, yang dapat memberikan manfaat diversifikasi dalam portofolio. Namun, volatilitas yang tinggi pada pasangan PAX-Gold membutuhkan strategi lindung nilai yang lebih dinamis. Analisis VaR dan EVT menunjukkan bahwa Ripple adalah mata uang kripto paling berisiko, diikuti oleh Ethereum dan Bitcoin. Stablecoins seperti Tether dan USD-Coin menunjukkan risiko dan volatilitas terendah, sementara PAX-Gold, meskipun lebih stabil daripada mata uang kripto tradisional, masih menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan stablecoin berbasis USD. Model ARIMA menunjukkan kinerja prediksi harga yang baik untuk periode pendek dengan tingkat kesalahan rendah sekitar 2,5%, namun akurasi menurun untuk prediksi jangka panjang. Temuan ini mengindikasikan bahwa investor yang mencari keuntungan tinggi mungkin lebih memilih Ripple dan Ethereum, sedangkan mereka yang mengutamakan stabilitas akan tertarik pada Tether dan USD-Coin. Bitcoin dan PAX-Gold menawarkan keseimbangan antara risiko moderat dan potensi keuntungan yang cukup baik. Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang dinamika pasar mata uang kripto dan stablecoin, serta implikasi investasi dan manajemen risiko bagi investor.