Suryani, Adi
Departemen Studi Pembangunan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Integrasi Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Budheg, Desa Tanggung, Kabupaten Tulungagung Pangesti, Sekar Widya; Suryani, Adi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v14i2.151615

Abstract

Pengembangan wisata alam menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan potensi daerah. Gunung Budheg yang berlokasi di Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu destinasi wisata alam yang memiliki potensi besar. Tingginya lonjakan kunjungan wisatawan ke Gunung Budheg dikhawatirkan dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya di sekitarnya. Untuk mencegah dampak negatif ini, diperlukan komitmen kuat untuk menjaga kelestarian alam dan budaya lokal. Kunci keberhasilan pengembangan wisata Gunung Budheg terletak pada partisipasi aktif masyarakat lokal dalam upaya pelestarian alam dan budaya. Sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pengelola wisata, dan masyarakat lokal, sangatlah penting untuk mewujudkan wisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya dalam pengembangan pariwisata Gunung Budheg dengan mengedepankan pelestarian alam serta kearifan lokal masyarakatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat pandangan masyarakat terhadap keberadaan Gunung Budheg yaitu sebagai titik acuan cuaca, tempat bersejarah, kawasan prospektif pariwisata nasional, tempat sakral dan mistis, dan penggerak perekonomian masyarakat sekitar. Strategi yang dilakukan pengelola dalam pengembangan Pariwisata Gunung Budheg meliputi pembentukan kelompok masyarakat, pelestarian lingkungan alam, manajemen pengunjung, pengembangan infrastruktur, kegiatan pariwisata berbasis local wisdom, promosi, dan kolaborasi dengan lembaga pendidikan. Pariwisata Gunung Budheg dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangannya. Faktor pendukung dalam pengembangan Pariwisata Gunung Budheg meliputi merasakan manfaat keselamatan dan kesejahteraan, lokasi Gunung Budheg yang strategis, kolaborasi masyarakat lokal dengan institusi eksternal dan masyarakat luar, dan motivasi masyarakat untuk mempertahankan tradisi leluhur. Namun, dalam pengembangan Pariwisata Gunung Budheg juga menghadapi berbagai faktor penghambat yaitu terbatasnya anggaran, sikap dan kondisi masyarakat, kondisi alam, dan Pandemi Covid-19.
Membangun Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan dan Tangguh Bencana: Strategi Mitigasi Bencana di Pantai Sine, Tulungagung Lutfiana, Elfa; Suryani, Adi
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v14i2.151612

Abstract

Pariwisata pantai menyajikan keindahan alam dan panorama laut, sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung. Pantai Sine merupakan destinasi pariwisata pantai yang rawan terhadap bencana alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa upaya pengembangan pariwisata pantai dalam mitigasi bencana, dan faktor pendukung serta faktor penghambat penerapan mitigasi pantai pada pengembangan pariwisata pantai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif fenomenologi dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pokdarwis bertanggung jawab dalam mengelola Pantai Sine yang aman dari bencana. Dalam menanggulangi bencana alam, Pokdarwis Pantai Sine telah menerapkan mitigasi bencana, yaitu mitigasi striktural dan mitigasi non-struktural. Mitigasi struktural terdiri dari pembangunan infrastruktur mitigasi, pembuatan greenbelt, dan sistem peringatan dini. Mitigasi non-struktural mencakup sosialisasi bencana dan informasi bencana. Selain penerapan mitigasi bencana, pengembangan Pariwisata Pantai Sine juga melibatkan peran aktif masyarakat dalam bentuk bergotong-royong dalam mencegah bencana banjir, berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan bencana, berinisiatif dalam mencari informasi bencana, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Dalam upaya mengembangkan Pariwisata Pantai Sine berbasis mitigasi, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung dalam penerapan mitigasi bencana di Pantai Sine, berupa upaya Pokdarwis dalam mengelola Pantai Sine yang aman bencana, dukungan Pemerintah Kabupaten Tulungagung, kesadaran dan respon aktif masyarakat Pantai Sine, dan kolaborasi dengan komunitas. Sementara itu, faktor penghambat dalam penerapan mitigasi bencana di Pantai Sine, berupa bencana alam, keterbatasan teknologi sistem peringatan dini, dan infrastruktur jalur evakuasi yang kurang memadai.