Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strengthening the Value of Moderation and Quality of Adolescent Students at Madrasah Diniyah Al-Munfaq Risni, Titin Widya; Hendy, Hendy; Khotimah, Adinda Khusnul; Ali Maftu, Moh.
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 6, No 2 (2025): Juni
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v6i2.11100

Abstract

Ngadiluwih District, Kediri Regency, has great potential in shaping a moderate and high-quality young generation, particularly within the environment of Madrasah Diniyah Al-Munfaq Badal. The social and cultural diversity of the local community, combined with its strategic geographical location, makes this area ideal for developing religious education that promotes the values of religious moderation. This program was designed to address social challenges such as intolerance and radicalism, which may emerge when religious understanding is not accompanied by a moderate and inclusive outlook. Students, as future leaders, play a crucial role in fostering a peaceful society and therefore need to be equipped with contextual and socially relevant religious values. The program utilized a dialogical and participatory approach through activities such as thematic discussions, religious moderation training, joint worship, inter-madrasah collaboration, community service, social visits, and reading clubs. Program results showed a 35% increase in students’ understanding of religious moderation, as reflected in pre- and post-test evaluations. Social skills also improved, indicated by active participation in inter-madrasah and community activities. Sustainable reading clubs and regular forums strengthened collaboration and inclusivity among students. This program demonstrates that religious education can effectively strengthen human values, tolerance, and social harmony in Indonesia’s diverse society.
Peningkatan Nilai Gizi Bakso Sapi melalui Substitusi Parsial Sayuran: Studi pada Brokoli, Wortel, dan Sawi Khotimah, Adinda Khusnul; Febriana, Desy
Fusion : Journal of Research in Engineering, Technology and Applied Sciences Vol. 2 No. 1 (2025): Fusion - April
Publisher : PT. Faaslib Serambi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakso adalah produk olahan daging populer di Indonesia, memiliki potensi besar untuk ditingkatkan nilai gizinya. Penelitian ini berfokus pada inovasi bakso sayuran melalui fortifikasi campuran sawi, brokoli, dan wortel untuk meningkatkan kandungan nutrisi. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), penelitian eksperimental ini membandingkan dua perlakuan: A1 (bakso dengan 15% penambahan sayuran) dan A2 (bakso ayam original), masing-masing dengan dua kali pengulangan. Metode pembuatan meliputi penghalusan daging ayam dan sayuran, pencampuran dengan tepung tapioka, putih telur, es batu, dan bumbu, diikuti perebusan dan pendinginan cepat. Pembahasan awal menunjukkan bahwa penambahan brokoli dan wortel secara teoritis akan meningkatkan kandungan serat dan vitamin secara signifikan, menjadikan bakso pilihan yang lebih sehat. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa inovasi bakso sayuran menjanjikan perpaduan rasa lezat dengan manfaat gizi yang lebih baik, menawarkan alternatif produk pangan fungsional yang menarik.  
CHALLENGES OF FIQH TEACHERS IN DEVELOPING HOTS-BASED ASSESSMENTS: A CASE STUDY IN INDONESIAN ISLAMIC SENIOR HIGH SCHOOL Risni, Titin Widya; Hendy; Khotimah, Adinda Khusnul
AL-ADABIYAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 6 No. 4 (2025): AL-ADABIYAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Published by the Islamic Religious Education Study Program Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Kiai Haji Achmad Siddiq University, Jember, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/adabiyah.v6i4.1202

Abstract

The low critical thinking performance of Indonesian students, as highlighted by PISA and World Bank reports, underscores the urgency of implementing Higher Order Thinking Skills (HOTS) in assessment practices. While HOTS-based evaluation is emphasized in the Merdeka Curriculum, its application in Islamic subjects, particularly fiqh, remains underexplored. This study investigates the process and challenges faced by fiqh teachers in developing HOTS-based assessments at an Islamic senior high school in Indonesia. Employing a qualitative case study, data were gathered through classroom observation, semi-structured interviews, and document analysis, then analyzed using an interactive model with triangulation for validation. Findings indicate that teachers follow standard steps—competency analysis, blueprint design, stimulus development, item writing, and rubric construction—but encounter significant barriers, including limited mastery of Bloom’s Taxonomy, difficulties in creating contextual stimuli, dependence on textbooks, and lack of training. This study highlights the need for targeted professional development to strengthen teachers’ capacity in designing HOTS-oriented assessments. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia yang ditunjukkan oleh laporan PISA dan Bank Dunia menegaskan urgensi penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam praktik evaluasi. Meskipun Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya penilaian berbasis HOTS, penerapannya pada mata pelajaran keagamaan, khususnya fikih, masih jarang dikaji. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses penyusunan serta tantangan guru fikih dalam mengembangkan soal berbasis HOTS di salah satu madrasah aliyah di Indonesia. Metode yang digunakan adalah kualitatif studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara semi-terstruktur, dan analisis dokumen. Data dianalisis secara interaktif dengan uji keabsahan melalui triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengikuti tahapan umum—analisis kompetensi, penyusunan kisi-kisi, pengembangan stimulus, penulisan soal, dan penyusunan rubrik—namun menghadapi hambatan serius, seperti keterbatasan penguasaan Taksonomi Bloom, kesulitan merancang stimulus kontekstual, ketergantungan pada buku teks, serta minimnya pelatihan. Temuan ini menegaskan perlunya pengembangan profesional berkelanjutan bagi guru untuk memperkuat kapasitas dalam merancang penilaian berbasis HOTS.