Penelitian ini berawal dari hasil ecoprint daun Bilajang Bulu (Merremia vitifolia) menggunakan konsentrasi elektrolit (NaCl) pada mordan asam cuka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nama warna (hue) dan daya tahan luntur warna terhadap pencucian pada motif ecoprint daun Bilajang Bulu (Merremia vitifolia) yang diterapkan pada kain rayon viscosa dengan teknik hammering, menggunakan konsentrasi elektrolit (NaCl) sebesar 5 gram, 7 gram, dan 10 gram. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan pengumpulan data berupa kuesioner sebagai data primer. Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 26.00 dengan uji K-Friedman Related Sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan elektrolit (NaCl) sebesar 5 gram menghasilkan warna Olive pada daging daun, Canary Yellow pada ibu tulang daun, Canary Yellow pada cabang tulang daun, dan Olive pada pangkal daun. Dengan penambahan elektrolit 7 gram, dihasilkan warna Muddy Waters Brown pada daging daun, Canary Yellow pada ibu tulang daun, Clam Shell Pink pada cabang tulang daun, dan Clam Shell Pink pada pangkal daun. Selanjutnya, konsentrasi elektrolit 10 gram menghasilkan warna Muddy Waters Brown pada daging daun, Dark Salmon pada ibu tulang daun, serta Olive pada cabang dan pangkal daun. Ketahanan luntur warna terhadap pencucian pada 1 kali pencucian memiliki nilai signifikan 0,002 (lebih kecil dari 0,05), pada 2 kali pencucian sebesar 0,001 (lebih kecil dari 0,05), dan pada 3 kali pencucian sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari konsentrasi elektrolit sebesar 5 gram, 7 gram, dan 10 gram pada mordan asam cuka terhadap ketahanan luntur warna ecoprint daun Bilajang Bulu (Merremia vitifolia) yang diaplikasikan menggunakan teknik hammering pada kain rayon viscosa.