Kepatuhan tenaga kesehatan terhadap kebersihan tangan merupakan langkah sederhana namun krusial dalam mencegah infeksi yang diperoleh di rumah sakit (infeksi nosokomial). Latar belakang penelitian ini adalah angka kepatuhan kebersihan tangan petugas Instalasi Gawat Darurat Charitas Hospital Palembang yang belum memenuhi target Nasional ≥85%, meskipun telah mengalami peningkatan dari 68,83% (2021), menjadi 81,58% (2023). Penelitian ini dilakukan untuk memahami sejauh mana manajemen sumber daya manusia, supervisi, dan ketersediaan fasilitas dapat mempengaruhi kepatuhan petugas terhadap 5 momen kebersihan tangan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatori dengan desain cross-sectional dan menggunakan total sampling pada 78 responden petugas Instalasi Gawat Darurat. Kepatuhan tertinggi terjadi pada momen setelah kontak dengan cairan tubuh pasien (mean 4,91), sedangkan kepatuhan terendah terjadi pada momen sebelum kontak dengan pasien (mean 4,29). Hasil penelitian menunjukkan ketiga variabel, baik secara bersama-sama maupun masing-masing, berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan kebersihan tangan. Manajemen sumber daya manusia (p = 0,013), supervisi (p = 0,043), dan ketersediaan fasilitas (p = 0,010) semuanya berperan nyata dalam membentuk perilaku patuh tenaga kesehatan. Model regresi yang digunakan juga telah lolos uji asumsi klasik, yang menunjukkan validitas hasil yang diperoleh. Temuan ini memperkuat pentingnya pendekatan holistik, di mana pelatihan yang berkelanjutan, pengawasan yang konsisten, serta fasilitas kebersihan tangan yang memadai harus berjalan seiring untuk menciptakan budaya keselamatan dan kualitas pelayanan yang lebih baik di rumah sakit.