Polusi udara akibat aktivitas industri merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kadar PM2.5. Paparan PM2.5 dapat menyebabkan efek merugikan bagi kesehatan seperti iritasi saluran pernapasan bahkan penyakit pernapasan kronis. Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh PM2.5 tidak hanya berpengaruh pada produktivitas pekerja, tetapi juga terhadap kualitas hidup secara keseluruhan. Pada pekerja yang bekerja di sektor industri pertambangan, manufaktur, pelabuhan, dan industri kapal berisiko tinggi terhadap paparan PM2.5. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan data sekunder dari penelitian lima tahun terakhir dan berkaitan dengan topik pembahasan. Teknik pengambilan data menggunakan database Google Scholar, Pubmed, dan Scopus yang sesuai dengan kriteria inklusi. Artikel yang tidak relevan akan dieliminasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari sembilan artikel berbeda, variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan pernapasan pada pekerja. Sebagian besar artikel yang diteliti memiliki konsentrasi PM2.5 yang tinggi. Dampak paparan PM2.5 menyebabkan gangguan pernapasan ringan pada pekerja hingga gangguan fungsi paru. Selain itu, terdapat faktor risiko lain yang berhubungan dengan gangguan pernapasan pada pekerja seperti karakteristik pekerja (seperti umur, status gizi, dan riwayat penyakit), perilaku pekerja (status merokok, dan penggunaan APD), serta karakteristik pekerjaan (lama kerja, masa kerja). Hasil analisis terhadap sembilan artikel menunjukkan bahwa paparan PM2.5 dengan konsentrasi yang melebihi nilai ambang batas memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan pernapasan pekerja.