Kebugaran jasmani, khususnya kapasitas kardiorespirasi yang diukur melalui VO₂maks, merupakan indikator penting dalam menilai status kesehatan mahasiswa. Aktivitas fisik memiliki peran besar dalam menentukan nilai VO₂maks, namun beberapa studi menunjukkan bahwa intensitas dan kualitas aktivitas fisik turut memengaruhi hasil tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan VO₂maks pada mahasiswa non-atlet. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 65 mahasiswa aktif STIKes RS Dustira dipilih menggunakan total sampling. Aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner IPAQ versi pendek, dan VO₂maks diukur menggunakan Cooper Test. Uji normalitas dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi menggunakan Spearman Rho karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51% responden memiliki aktivitas fisik rendah dan 55% memiliki VO₂maks rendah. Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara aktivitas fisik dan VO₂maks (r = 0.698; p < 0.05). Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan kuat antara aktivitas fisik dan VO₂maks. Temuan ini memperkuat pentingnya aktivitas fisik terstruktur dengan intensitas cukup dalam meningkatkan kebugaran jasmani mahasiswa. Diperlukan intervensi program kebugaran yang mempertimbangkan faktor pendukung seperti IMT, pola tidur, dan motivasi agar capaian VO₂maks mahasiswa optimal.