Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Nexus Between Islamic Human Development Index (I-HDI), Islamic Social Finance, Governance, and Poverty: A Case Study in ASEAN Utami, Fadia; Santosa, Purbayu Budi
Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah Vol 16, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Sharia and Law, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/aiq.v16i1.36710

Abstract

Faktor kemiskinan bersifat multidimensi. Meskipun negara-negara ASEAN merupakan negara ekonomi Islam global terbaik, instrumen syariah belum dimanfaatkan dengan baik untuk mengatasinya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan instrumen sosial ekonomi syariah dan konvensional dengan menganalisis hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia Islam (I-HDI), keuangan sosial Islam, dan enam indikator tata kelola terhadap kemiskinan. Data sebanyak 540 panel dari tahun 2007 hingga 2021 diambil dengan metode purposive sampling dan diuji dengan Fixed Effect Model. Penelitian ini menunjukkan bahwa I-HDI, filantropi Islam, akuntabilitas suara, dan pengendalian korupsi berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini mengimplikasikan pemerintah di ASEAN untuk menggunakan I-HDI sebagai tolok ukur pembangunan manusia, memaksimalkan filantropi Islam untuk produktivitas, meningkatkan partisipasi publik, dan mengendalikan korupsi untuk kemiskinan anggota. Abstrak:Kemiskinan berasal dari faktor multidimensi. Meskipun negara di ASEAN merupakan negara dengan ekonomi Islam terbesar di dunia, instrumen syariah belum dimanfaatkan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan instrumen sosial-ekonomi syariah dan konvensional dengan menganalisis hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia Islam (I-HDI), keuangan sosial Islam, dan 6 indikator tata kelola pemerintahan terhadap kemiskinan. Data yang digunakan merupakan 540 data panel dari tahun 2007-2021 melalui metode purposive sampling dan diuji dengan Fixed Effect Model. Penelitian ini menunjukkan bahwa I-HDI, filantropi Islam, suara akuntabilitas, dan pengendalian korupsi berpengaruh signifikan terhadap pengurangan kemiskinan. Studi ini mengisyaratkan pemerintah di ASEAN untuk menggunakan I-HDI sebagai tolok ukur pembangunan manusia, memaksimalkan filantropi Islam untuk produktivitas, meningkatkan partisipasi publik, dan mengendalikan korupsi untuk mengentaskan kemiskinan.
Peluang dan Tantangan Industri Media dan Hiburan Halal di Indonesia: Kajian Kelembagaan dari Sudut Pandang Produk Hukum di Indonesia Utami, Fadia; Sarifa, Siti; Fadilah, Suci Nurul
Diponegoro Journal of Islamic Economics and Business Vol 1, No 4 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/djieb.20244

Abstract

Media industry and halal entertainment industry has a huge potency to be developed in Indonesia. Indonesia as a country with largeest Muslim population in the world should be able to develop this industry. However, the huge potential in this industry has not been matched with the contribution of media and halal entertainment in Indonesia and also inadequate government regulations to regulae this industry to develop mode. Therefore, this study aims to analyse the opportunities and challanges of the halal media and entertainment industry in Indonesia. This study also aims to present a comprehensive regulatory framewor in the halal media and entertainment industry in order to acelerate the Indonesian economy. This study uses legal research, by gathering several articles, and also existing government regulation. The results of this study caan be used as a formula recommenation for comprehensiv regulations on the halal media and entertainment industry in Indonesia.
The Nexus Between Islamic Human Development Index (I-HDI), Islamic Social Finance, Governance, and Poverty: A Case Study in ASEAN Utami, Fadia; Santosa, Purbayu Budi
Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah Vol. 16 No. 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/aiq.v16i1.36710

Abstract

Faktor kemiskinan bersifat multidimensi. Meskipun negara-negara ASEAN merupakan negara ekonomi Islam global terbaik, instrumen syariah belum dimanfaatkan dengan baik untuk mengatasinya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan instrumen sosial ekonomi syariah dan konvensional dengan menganalisis hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia Islam (I-HDI), keuangan sosial Islam, dan enam indikator tata kelola terhadap kemiskinan. Data sebanyak 540 panel dari tahun 2007 hingga 2021 diambil dengan metode purposive sampling dan diuji dengan Fixed Effect Model. Penelitian ini menunjukkan bahwa I-HDI, filantropi Islam, akuntabilitas suara, dan pengendalian korupsi berpengaruh signifikan terhadap penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini mengimplikasikan pemerintah di ASEAN untuk menggunakan I-HDI sebagai tolok ukur pembangunan manusia, memaksimalkan filantropi Islam untuk produktivitas, meningkatkan partisipasi publik, dan mengendalikan korupsi untuk kemiskinan anggota. Abstrak:Kemiskinan berasal dari faktor multidimensi. Meskipun negara di ASEAN merupakan negara dengan ekonomi Islam terbesar di dunia, instrumen syariah belum dimanfaatkan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan instrumen sosial-ekonomi syariah dan konvensional dengan menganalisis hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia Islam (I-HDI), keuangan sosial Islam, dan 6 indikator tata kelola pemerintahan terhadap kemiskinan. Data yang digunakan merupakan 540 data panel dari tahun 2007-2021 melalui metode purposive sampling dan diuji dengan Fixed Effect Model. Penelitian ini menunjukkan bahwa I-HDI, filantropi Islam, suara akuntabilitas, dan pengendalian korupsi berpengaruh signifikan terhadap pengurangan kemiskinan. Studi ini mengisyaratkan pemerintah di ASEAN untuk menggunakan I-HDI sebagai tolok ukur pembangunan manusia, memaksimalkan filantropi Islam untuk produktivitas, meningkatkan partisipasi publik, dan mengendalikan korupsi untuk mengentaskan kemiskinan.