Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkawinan Exogami Perspektif Undang-Undang Perkawinan: Studi Kasus Di Desa Tanjung Pauh Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Abdul Manan, Abdul Manan; Muhammad Ruzaipah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 3 No. 2 (2021): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v3i2.1281

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penerapan larangan nikah sesuku di Desa Tanjung Pauh. Masyarakat yang melakukan perkawinan diharuskan membayar denda adat berupa kambing atau kerbau. Jika tidak mampu, pelaku, kerabat dan keluarganya tidak dapat melakukan urusan adat lainnya bahkan sampai mereka diusir dari desa. Penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. Dalam mengkaji data primer yang didapat dari wawancara penulis menggunakan pendekatan kualittatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana adat perkawinan di Desa Tanjung Pauh perspektif hukum perkawinan di Indonesia. Pandangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang pelaksanaan larangan adat ini tertuang dalam pasal 8 huruf f tentang larangan nikah pasal 66 yang melalui tafsir a contrario yang menerapkan hukum perkawinan adat. Hukum pernikahan adat dapat diterapkan selain yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dan tidak bertentangan dengan hukum Islam. Berbeda dengan penerapan larangan nikah adat di Desa Tanjung Pauh yang ternyata telah tertuang dalam UU Perkawinan pasal 2 dan bertentangan dengan hukum Islam. Dapat disimpulkan bahwa undang-undang yang melarang perkawinan adat di Desa Tanjung Pauh bertentangan dengan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.
MENTAL ACCOUNTING: THE MEANING OF ‘BUWUHAN’ IN JAVANESE WEDDING TRADITION: AN ETHNOGRAPHIC STUDY Abdul Manan, Abdul Manan; Rusdiana Permanasari, Rusdiana Permanasari; Nanang Ari Utomo, Nanang Ari Utomo; Sujito, Sujito
JRAK Vol 17 No 1 (2025): April Edition
Publisher : Faculty of Economics and Business, Universitas Pasundan, Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jrak.v17i2.22923

Abstract

The tradition of buwuhan, or donation, is integral to Javanese traditional wedding ceremonies. This practice not only functions as financial support but also reflects social values such as collectivism and reciprocity within the community. This study aims at identifying the mental accounting practices involved in the buwuhan tradition during Javanese weddings and to analyse the symbolic meaning of financial management related to buwuhan. The research adopted a qualitative approach using an ethnographic method, with data collected through direct observation, interviews, and analysis of relevant documents. The informants included traditional elders, community leaders, and individuals who had participated in the wedding procession. The main finding revealed that the practice of buwuhan is perceived as a form of kepotangan a social debt or reciprocal obligation. As a result, many households manage their budgets by prioritising the fulfilment of these obligations over other financial needs.