Abstrak Latar belakang Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi seni kriya tradisional dalam tradisi budaya pandhalungan di daerah Jember, dengan tujuan mengetahui makna simbolik dalam kesenian patrol dan mengetahui faktor apa saja yang dapat mendorong keberlangsungan kesenian patrol di era modern. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Wawancara penelitian dilakukan kepada dinas pariwisata, seniman, dan masyarakat panhdalungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi seni kriya tradisional dapat terwujud dalam budaya pandhalungan yaitu seni musik dan alat alatnya yang memiliki corak khas budaya pandhalungan. Corak dan budaya yang khas menjadi identitas budaya patrol itu sendiri, (2) Makna simbolik masing-masing alat musik memiliki kegunaan tersendiri, seperti remo untuk berkomunikasi di laut, tiktok untuk balapan sapi dan kleter untuk membangunkan sahur orang. Sedangkan kesenian patrol pada batik memiliki warna warna dan motif batik yang khas. (3) Faktor pendorong bertahannya kesenian patrol di era modern dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain: keinginan seniman, pengrajin, identitas daerah dan sumber pendapatan daerah. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh budaya lain, dukungan dinas yang terkait, dan partisipasi masyarakat setempat. Abstrak The background of this research is to describe how the implementation of traditional craft art in the pandhalungan cultural tradition in the Jember area, with the aim of knowing the symbolic meaning in patrol art and knowing what factors can encourage the survival of patrol art in the modern era. This research used descriptive qualitative research methods. Data collection was done by interview, documentation and literature study. Research interviews were conducted to the tourism office, artists, and the Panhdalungan community. The results showed that: (1) the implementation of traditional craft art can be realized in pandhalungan culture, namely music and tools that have a distinctive style of pandhalungan culture. The distinctive patterns and culture become the identity of the patrol culture itself, (2) The symbolic meaning of each musical instrument has its own use, such as remo to communicate at sea, tiktok for cow races and kleter to wake up people's dawn. Meanwhile, patrol art on batik has a distinctive color and batik motif. (3) Factors driving the survival of patrol art in the modern era can be divided into two, namely internal and external. Internal factors include: the desire of artists, craftsmen, regional identity and regional income sources. While external factors are the influence of other cultures, support from related agencies, and local community participation.