Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia, termasuk di Kota Gorontalo, menimbulkan tantangan signifikan dalam penyediaan layanan sosial, terutama bagi lansia terlantar yang tidak memiliki dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program rehabilitasi sosial yang dijalankan oleh Dinas Sosial Kota Gorontalo melalui tiga aspek utama: pendampingan keluarga, koordinasi antarlembaga, dan dukungan anggaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan telaah pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendampingan keluarga masih rendah karena minimnya kesadaran dan kapasitas keluarga dalam merawat lansia. Di sisi lain, koordinasi antarinstansi pemerintah juga belum optimal akibat kurangnya sinergi dan ketidakterpaduan data antar lembaga. Selain itu, keterbatasan anggaran menjadi hambatan utama dalam menjangkau seluruh lansia terlantar secara merata. Temuan ini memperlihatkan bahwa keberhasilan program rehabilitasi lansia tidak hanya bergantung pada keberadaan kebijakan, tetapi sangat ditentukan oleh kolaborasi aktor sosial, penguatan kapasitas keluarga, dan alokasi anggaran yang memadai. Oleh karena itu, diperlukan reformulasi strategi yang lebih terstruktur dan inklusif untuk menciptakan layanan sosial yang berkelanjutan bagi lansia.