Pasir tersebar luas di seluruh Indonesia. Pasir mengandung banyak mineral seperti Fe, Si, Ca, dan sebagainya dengan persentase yang bergantung pada lokasi pasir ditemukan. Dalam bidang nanoteknologi terdapat salah satu material yang sedang banyak diteliti yaitu nanopartikel magnetik. Penelitian ini menggunakan pasir besi disintesis menggunakan metode milling dan menggunakan instrumen High Energy Milling (HEM) dengan penggunaan variasi waktu milling 4, 5, dan 6 jam. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi kandungan mineral, fasa, dan morfologi yang terdapat pada pasir besi. Bahan yang digunakan yaitu pasir Sungai Musi yang berasal dari, Kelurahan Tangga Takat, Seberang Ulu Dua (Seberang Ulu II), Palembang, Sumatra Selatan. Hasil analisis Energy Dispersive X-ray (EDX) dari sampel pasir besi hasil milling dari sungai Musi didominasi oleh unsur Si dan O. Kandungan unsur Fe pada sampel pasir besi Sungai Musi kurang dari 50%. Pada karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) morfologi permukaan pasir besi memiliki bentuk heterogen karena adanya agregasi, dengan ukuran partikel pada sampel pasir besi waktu milling 4 jam sebesar 1,66-5,64 μm, 5 jam sebesar 1,83-4,98 μm, dan 6 jam sebesar 1,56-4,89 μm. Nilai tersebut membuktikan bahwa waktu milling berpengaruh terhadap ukuran partikel. Analisis X-ray Diffraction (XRD) menggunakan Match! Menunjukan bahwa pasir besi Sungai Musi setelah milling mengandung magnetit (Fe3O4), kuarsa (SiO2), dan titanium dioksida (TiO2). Persentase kandungan mineral berbeda tergantung lama waktu milling, dimana semakin lama milling, material tidak hanya berubah bentuk dan meleleh, tetapi juga menghasilkan titik panas yang memicu eksitasi atom yang dapat memutuskan ikatan, dan menghasilkan produk baru.