Indonesia dijuluki sebagai negara agraris dimana sektor pertaniannya yang luas tak membuat harga pangan di Indonesia menjadi murah khususnya harga beras. Padahal, produksi padi di Indonesia melimpah dengan angka di atas 50 juta ton setiap tahunnya dan aktivitas impor beras yang terus dilakukan namun belum bisa menurunkan harga beras di negeri ini.  Studi ini menyelidiki hubungan antara harga beras Indonesia dan produksi, impor, dan konsumsi beras dari tahun 2004 hingga 2023. Peneliti ingin mengetahui bagaimana faktor-faktor ini berubah dan seberapa besar pengaruhnya terhadap harga beras Indonesia. Bagaimana faktor-faktor ini berubah dan seberapa besar pengaruhnya terhadap harga beras Indonesia. Temuan studi, yang diperoleh melalui penggunaan analisis regresi linier berganda, menunjukkan bahwa konsumsi secara positif dan signifikan secara statistik memengaruhi harga beras. Analisis temuan studi mengungkapkan bahwa konsumsi memengaruhi harga beras dengan cara yang menguntungkan dan signifikan secara statistik. Artinya, terdapat hubungan yang sejalan antara peningkatan konsumsi dan kenaikan harga. Semakin tinggi konsumsi maka semakin tinggi juga harga beras. Sementara itu, secara statistik  produksi padi dan impor beras tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga beras. Penelitian ini merekomendasikan bagi pembuat kebijakan yang bertujuan menstabilkan harga beras. Mengingat kelonjakan harga beras akan mempengaruhi inflasi pangan. Penelitian ini juga diharapkan berkontribusi pada literatur dengan memberikan wawasan terkini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras di Indonesia.