Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi komunikasi yang digunakan oleh pengguna media sosial dalam mengelola bahasa, etika komunikasi digital, dan bentuk resistansi sosial di ruang komentar platform X (Twitter). Ruang komentar di media sosial tidak hanya menjadi tempat berbagi opini, tetapi juga arena pertarungan makna yang sarat dengan ekspresi emosi, kritik sosial, serta dinamika kesantunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik analisis isi tematik terhadap komentar-komentar digital yang berkaitan dengan isu sosial, politik, dan relasi interpersonal. Hasil penelitian menunjukkan tiga pola utama di mana rendahnya literasi digital tercermin dari ketidakmampuan menyampaikan kritik secara etis, yang tampak dalam penggunaan bahasa kasar dan serangan personal strategi kesantunan digunakan secara selektif bahkan manipulatif, terutama dalam relasi personal sedangkan dalam ruang publik gaya komunikasi cenderung agresif dan resistansi sosial tidak bersifat individual melainkan muncul secara kolektif melalui jejaring komentar yang membentuk kekuatan wacana dari bawah (bottom-up). Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman diskursus digital dengan mengintegrasikan teori kesantunan, literasi digital, dan analisis jaringan komunikasi. Temuan ini menegaskan bahwa ruang komentar bukan sekadar tempat bertukar pendapat melainkan juga medan negosiasi sosial, pembentukan identitas, dan perlawanan simbolik terhadap norma dominan. Implikasi dari penelitian ini mendorong pentingnya kesadaran etika digital bagi pengguna dan penguatan kebijakan platform yang mendukung diskursus yang sehat.