Peningkatan kejadian kasus campak di Kota Palu mencapai 213 kasus, hal ini menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada bulan September 2023 dengan kasus campak tertinggi berada di wilayah kerja puskesmas sangurara sebanyak 50 kasus. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kepadatan hunian, status imunisasi serta gambaran curah hujan dengan kejadian kasus campak serta pola distribusi spasial di wilayah kerja Puskesmas Sangurara Tahun 2023 dengan total sampel 50 kasus. Pengumpulan data menggunakan Data Sekunder untuk memperoleh time series kasus campak dan data primer untuk mengambil titik koordinat Lokasi penderita campak. Analisis yang di gunakan yaitu analisis spasial temporal dengan uji Spatially Weighted Regression menggunakan perangkat lunak GeoDa dengan derajat kemaknaan yakni α = 0,05 dan analisis pola sebaran menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil peneltian menunjukkan kepadatan hunian (p=0,000), status imunisasi campak (p=0,000), serta curah hujan mempunyai efek secara tidak langsung yang berkontribusi terhadap kejadian kasus campak dan terdapat pola distribusi spasial kejadian kasus campak yaitu berpola kelompok (p=0,000621). Kesimpulan bahwa status imunisasi campak, kepadatan hunian dan curah hujan berpengaruh terhadap peningkatan kejadian kasus campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sangurara dengan pola distribusi spasial kasus campak yaitu secara berkelompok.