Aji, Irfan Aji Pratama
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Representasi Konflik Budaya Terkait Pertentangan Nilai Adat dan Cinta Dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Aji, Irfan Aji Pratama
Jurnal Silatene Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Suwaib Amiruddin Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53611/58k49468

Abstract

Konflik budaya merupakan salah satu tema yang sering muncul dalam karya sastra, karena budaya memiliki peran penting dalam membentuk identitas individu dan masyarakat. Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya HAMKA menggambarkan pertentangan antara nilai adat Minangkabau dan cinta pribadi, terutama dalam hubungan antara Zainudin dan Hayati.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara fokus penuh pada karya sastra sebagai struktur yang jelas dengan koherensi yang melekat dengan memahami dan menginterpretasikan makna serta struktur internal karya sastra melalui analisis mendalam terhadap unsur-unsur intrinsiknya. Selain dari pada itu, penelitian ini juga akan menganalisis bagaimana konflik budaya pertentangan cinta dan nilai adat direpresentasikan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis objektif yang disajikan sebagai hasil penelitian. Selain dari pada itu, pendekatan analisis studi pustaka juga menjadi alat analisis yang digunakan dalam mengkaji pembahasan novel ini. Hasil dan pembahasan dalam novel ini adalah melalui analisis unsur-unsur intrinsik pada novel, terlihat bahwa HAMKA berhasil menggambarkan konflik budaya antara nilai adat dan cinta. Novel ini menunjukkan bagaimana adat yang kaku dapat menghalangi kebahagiaan individu, serta menyoroti perjuangan seseorang dalam menghadapi tekanan sosial dan budaya. Cinta adalah kekuatan universal yang melampaui batasan budaya, agama, dan perbedaan lainnya. Setiap agama mengajarkan cinta dan kasih sayang, menjadikannya elemen pemersatu umat manusia meskipun terdapat perbedaan keyakinan. Dalam hubungan lintas budaya, cinta memungkinkan individu untuk memahami, menghormati, dan merayakan perbedaan, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dan harmonis. Dengan demikian, cinta tidak dibatasi oleh budaya atau perbedaan lainnya, melainkan menjadi jembatan yang menyatukan manusia dalam keberagaman.