This Author published in this journals
All Journal Bulletin of Geology
Budiarto, Eldian Yosua
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH FENOMENA INDIAN OCEAN DIPOLE TERHADAP PALEOEKOLOGI DAN PALEOPRODUKTIVITAS FORAMINIFERA DI PERAIRAN SELAT SUNDA PADA WAKTU PLEISTOSEN-HOLOSEN Budiarto, Eldian Yosua; Maryunani, Khoiril Anwar; Gustiantini, Luli
Bulletin of Geology Vol 7 No 2 (2023): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2023.7.2.5

Abstract

Selat Sunda termasuk bagian dari Paparan Sunda yang merupakan salah satu paparan terbesar di dunia, dengan perairanregional yangdipengaruhi oleh South Java Current (SJC). Daerah Selat Sunda juga menjadi daerah yang terpengaruh oleh Indian Ocean Dipole (IOD) positif dan negatif yang diinisiasi oleh intensifikasi siklus Hadley dan interaksi muson Asia-Australia. Kompleksitas variabel oseanografi di Selat Sunda pada kondisi modern menimbulkan pertanyaan mengenai terjadi atau tidaknya kondisi modern ini pada masa lampau.Selama peristiwa Last Glacial Maximum (LGM), tinggi permukaan air laut lebih rendah mendekati 130 m di bawah permukaan laut saat ini dan menyebabkan Paparan Sunda terekspos menjadi Sundaland. Paparan Sunda mengalami flooding pada ~10.000 tahun lalu akibat peningkatan eustasi yang menyebabkan perairan Selat Sunda terkoneksi dengan Laut Jawa seperti saat ini. Penelitian ini dilakukan pada sedimen lautBS-05 yang termasuk dalam perairan Selat Sunda dengan koordinat 7° 1′38.83′′LS, 105° 6′16.31′′BT, diambil dari kedalaman 1.565 m di bawah permukaan air laut. Penelitian ini berfokus pada rekaman foraminifera planktonik dan bentonik dari 69 kedalaman yang dicuplik dari kedalaman 0 hingga 264 cm dengan interval 4 cm, dengan umur Pleistosen Akhir hinggaHolosen. Analisis dilakukan dengan metode statistic berupa single fauna method,two or more species, dan whole fauna method.Hasil analisis menunjukkan sebelum deglasiasi (akhir Pleistosen), SPL relatif lebih dingin, aktivitas upwelling lebih tinggi, kedalaman termoklin dangkal, dengan paleo produktivitas dikendalikan oleh upwelling,sebagai akibat dominasi IOD positif. Setelah deglasiasi (Holosen), SPL relatif menjadi lebih hangat, dengan aktivitas upwelling dan kedalaman termoklin yang mengalami fluktuasi, dengan paleoproduktivitas dikendalikan masukan material terigen dari Laut Jawa dan upwelling. Hal ini mengimplikasikan bahwa peningkatan paleo produktivitas pada dominasi IOD negatif terjadi akibat terhubungnya Selat Sunda dan Laut Jawa, dengan beberapa interval waktu dominasi IOD positif, contohnya pada interval 6.000 hingga 4.000 tahun lalu. Kata kunci: foraminifera, paleoekologi, paleo produktivitas,Indian Ocean Dipole, Selat Sunda