Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS PENERAPAN JUST IN TIME PADA PROSES SERAH TERIMA BARANG KOMPONEN DIES Yevita Nursyanti; Khalis Sari
Performa: Media Ilmiah Teknik Industri Vol 17, No 2 (2018): PERFORMA Vol. 17, No 2 September 2018
Publisher : Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.7 KB) | DOI: 10.20961/performa.17.2.22824

Abstract

Pada proses serah terima komponen yang dilakukan oleh perusahaan terdapat pemborosan atau kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah. Salah satu cara untuk menghilangkan pemborosan pada aktivitas serah terima komponen adalah dengan menerapkan Just In Time (JIT), sehingga terdapat beberapa aktifitas yang dieliminasi.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  penerapan Just In Time (JIT) dan menganalisis dampak penerapan Just In Time dengan metode Root Cause Analysis pada proses serah terima komponen dies. Penelitian ini menggunakan metode Root Cause Analysis untuk mengeliminasi pemborosan menjadikan aktivitas serah terima komponen dies menjadi Just In Time. Hasil Penelitian ini mengindikasi adanya 3 akar penyebab masalah dari pemborosan serah terima komponen dengan user. Penerapan JIT mengeliminasi proses yang sebelumnya memiliki 9 tahapan proses untuk melakukan serah terima menjadi 4 tahapan proses. Bagian DCCP tidak perlu lagi melakukan serah terima dengan user barang. Waktu menjadi efisien dari 33 menit menjadi 16 menit per satu kali proses serah terima komponen. Serah terima yang dilakukan langsung dari supplier ke line produksi tempat user barang, menyebabkan barang tidak perlu lagi untuk disimpan di gudang transit, sehingga gudang transit hilang.
ANALISIS PERGUDANGAN DI BAGIAN GUDANG BARANG JADI (FINISHGOODS) PT NIPRESS TBK CILEUNGSI BOGOR Nurmaliana Yusuf; Yevita Nursyanti
Jurnal Manajemen Industri dan Logistik (JMIL) Vol 1, No 1 (2017): Page 1-74
Publisher : Politeknik APP Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.54 KB) | DOI: 10.30988/jmil.v1i1.2

Abstract

This research was made aiming to determine the work processes in the warehouse of finished goods, which has a main activity that is in the process of receiving, storing and shipping goods, especially in the warehouse of finished. This research was conducted by analyzing the actual conditions are compared to a SOP (Standard Operating Procedure) and Work Instructions. An SOP (Standard Operating Procedure) is made and documented in writing containing procedure or workflow to be achieved by a company or institution. In addition to analyzing the main activities of the warehouse, ths research also analyzes the process palletize (roll battery), standard processes FIFO (First In First Out), and also the process of inventory taking which three are in the process of storage of finished goods. This analysis included descriptive comparative analysis by comparing the actual conditions in the finished goods warehouse with a procedure and work instructions. The results of this analysis is the process activity finished goods warehouse of the receipt, storage, inventory taking, and local delivery is not in accordance with the procedures and work instructions are there, but a standard process FIFO (First In First Out), and the process palletize (rolls battery) has been carried out in accordance with the procedures and work instructions finished goods warehouse
Usulan Tata Letak Penyimpanan Barang Jadi pada Industri Manufaktur Menggunakan Metode Class Based Storage Yevita Nursyanti; Marlina, Nina; Widyasari, Rena
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan Vol. 3 No. I (2024): Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan
Publisher : Yayasan Inovasi Kemajuan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55826/tmit.v3iI.272

Abstract

Di Perusahaan manufaktur, kerusakan produk jadi di gudang barang menjadi masalah serius. Pada tiga periode terakhir (Januari-Maret 2023), tercatat kerusakan pada 574 galon 19 liter dan produk botol, cup. Kerusakan ini terjadi karena penerapan sistem penyimpanan block stacking dan Last In First Out (LIFO), mengakibatkan kerugian sebesar Rp.28.700.000. Tugas Akhir ini mengusulkan solusi melalui penerapan metode class based storage untuk penataan ulang tata letak penyimpanan barang jadi. Metode ini mengelompokkan produk berdasarkan kriteria serupa ke dalam tiga kelompok (A, B, dan C), dengan pengelompokan mengikuti prinsip Pareto berdasarkan aktivitas keluar masuk barang. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dengan class based storage, kebutuhan area penyimpanan berkurang dari 349 pallet menjadi 79 pallet, urutan peletakan berdasarkan rasio T/S menjadi A, B, C, penurunan jarak sebesar 9.484,12 m, dan peningkatan allowance menjadi 251m². Usulan tambahan termasuk pemberian jarak antar pallet, allowance tambahan untuk area penyimpanan kelompok A, dan implementasi metode penyimpanan First In First Out (FIFO) untuk optimalisasi penyimpanan.  
Analisis Discrepancy Inventaris di Gudang Menggunakan Root Cause Analysis Yevita Nursyanti; Partisia, Rieke
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan Vol. 3 No. 3 (2024): Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan
Publisher : Yayasan Inovasi Kemajuan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55826/jtmit.v3i3.478

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa dan produk water treatment, dengan fokus pada permasalahan selisih stok barang antara data sistem dan jumlah aktual di gudang. Pada Desember 2023, ditemukan selisih stok tertinggi, yaitu 60 barang dari total 550 barang dalam sistem, yang menunjukkan tingkat akurasi stok hanya 89%. Masalah ini berdampak signifikan terhadap operasional gudang, termasuk potensi gangguan pada proses pengiriman akibat kekurangan barang atau terjadinya stock out, yang berakibat pada ketidakmampuan memenuhi permintaan pelanggan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya selisih stok di gudang dengan menggunakan metode Root Cause Analysis yang didukung oleh alat bantu fishbone diagram dan analisis 5W+1H. Beberapa upaya perbaikan yang diusulkan untuk meminimalkan selisih stok di antaranya adalah: penerapan program briefing kedisiplinan dan tanggung jawab, pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk cycle counting, penerapan teknologi barcode scanner untuk penghitungan barang, serta penjadwalan rutin pembersihan area penyimpanan gudang. Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi stok dan efisiensi operasional gudang.
Optimasi Tata Letak Penyimpanan Kontainer Berbasis Utilitas dan Allowance untuk Meningkatkan Kapasitas dan Efisiensi Operasional Yevita Nursyanti; Sagita, Selfiana
Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan Vol. 4 No. I (2025): Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Terapan
Publisher : Yayasan Inovasi Kemajuan Intelektual

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55826/jtmit.v4iI.548

Abstract

Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan jasa depo kontainer, khususnya pada area penyimpanan kontainer, yang menghadapi permasalahan tata letak penyimpanan yang tidak optimal. Kontainer ditempatkan tidak hanya di area penyimpanan, tetapi juga di area stuffing dan stripping akibat kapasitas yang melebihi daya tampung. Saat ini, kapasitas penyimpanan hanya mampu menampung 600 kontainer berukuran 20', sementara rata-rata jumlah kontainer yang masuk mencapai 634 kontainer, sehingga diperlukan perancangan ulang tata letak untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan luas allowance berdasarkan jenis material handling yang digunakan. Hasil perbaikan tata letak menunjukkan peningkatan kapasitas penyimpanan menjadi 694 kontainer dengan tingkat utilitas mencapai 93,4%. Selain itu, jumlah tumpukan kontainer ditingkatkan dari tiga tier menjadi empat tier serta dilakukan pemanfaatan area yang sebelumnya tidak bernilai tambah untuk blok penyimpanan baru (blok F). Lebar allowance juga ditingkatkan dari 12 meter menjadi 13,5 meter guna mendukung efektivitas pergerakan kontainer. Perbaikan tata letak ini berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kapasitas penyimpanan dan efisiensi operasional perusahaan. Dengan tata letak yang lebih optimal, depo dapat mengakomodasi volume kontainer yang lebih besar tanpa mengganggu alur kerja stuffing dan stripping, sehingga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.