Generation Z is experiencing a moral crisis amid rapid digitalization and secular cultural influences. This study addresses the weakening of moral foundations among Gen Z, which contributes to behaviors such as violence, social media addiction, and declining personal ethics. To respond, the study explores the relevance of Jay E. Adams’ biblical counseling as a moral education strategy for the digital age. Using a qualitative literature review method, the research analyzes Adams’ theory, Gen Z characteristics, and the integration of counseling in Christian education. The findings reveal that Adams’ four counseling stages—teaching, reproving, correcting, and training in righteousness—effectively help youth internalize moral values in a gradual and transformative way. This study offers a contextual and systematic model of moral education based on biblical principles, which can be applied by educators, churches, and parents to shape the character of Generation Z holistically in today’s digital era.Generasi Z sedang mengalami krisis moral di tengah arus digitalisasi dan pengaruh budaya sekuler yang cepat. Studi ini menyoroti lemahnya dasar moral di kalangan Gen Z, yang memicu perilaku seperti kekerasan, kecanduan media sosial, dan menurunnya etika pribadi. Untuk merespons hal ini, penelitian ini mengkaji relevansi konseling biblika Jay E. Adams sebagai strategi pendidikan moral di era digital. Dengan metode kualitatif melalui studi pustaka, penelitian ini menganalisis teori Adams, karakteristik Gen Z, serta integrasi konseling dalam pendidikan Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat tahap konseling Adams—mengajar, menegur, memperbaiki, dan melatih dalam kebenaran—terbukti efektif membantu kaum muda menginternalisasi nilai-nilai moral secara bertahap dan transformatif. Studi ini menawarkan model pendidikan moral yang kontekstual dan sistematis berbasis prinsip Alkitab, yang dapat diterapkan oleh pendidik, gereja, dan orang tua untuk membentuk karakter Gen Z secara holistik di era digital.