Indonesia memiliki keberagaman budaya yang kaya, termasuk perbedaan bahasa. adat istiadat, dan nilai-nilai sosial. Suku Jawa dan suku Madura, meskipun sama-sama beragama Islam, memiliki karakter budaya yang berbeda, yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi. Namun, di lingkungan pesantren seperti TMI Putri Al-Amien Prenduan, santriwati dari kedua suku ini mampu hidup berdampingan dengan harmonis. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana komunikasi antar budaya dapat berperan dalam memperkuat Ukhuwah Islamiyah di lingkungan pesantren. Penelitian ini berfokus pada pola komunikasi yang digunakan oleh santriwati dari suku Jawa dan suku Madura dalam membangun interaksi sosial yang harmonis. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat komunikasi antar budaya di TMI Putri Al-Amien Prenduan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi Informan penelitian terdiri dari santriwati kelas V dan VI yang berasal dari kedua suku. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai komunikasi antar budaya di pesantren ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar budaya di TMI Al-Amien Prenduan berjalan secara efektif melalui interaksi intensif utama dalam memperkuat Ukhuwah Islamiyah di antara santri dari latar belakang budaya yang berbeda. Kesimpulannya, komunikasi antar budaya yang baik dapat menciptakan harmoni dan mempererat persaudaraan dalam lingkungan pesantren. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi lembaga pendidikan Islam dalam mengelola keberagaman budaya, sehingga Ukhuwah Islamiyah dapat terus terjaga dan berkembang di tengah perbedaan.