Permintaan hasil panen jagung manis dan kemangi terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi dan bertambahnya pertumbuhan masyarakat, namun luasan lahan pertanian semakin menurun. Diperlukan teknik budidaya yang tepat yaitu tumpangsari jagung manis dan kemangi. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam tumpangsari adalah waktu tanam dan kerapatan tanaman untuk mengurangi kompetisi pemanfaatan faktor tumbuh tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari dan mendapatkan waktu tanam dan kerapatan tanaman kemangi yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-Agustus 2022 di Desa Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari jagung manis monokultur, jagung manis + kemangi (1 baris) 7 HSbT jagung manis, jagung manis + kemangi (2 baris) 7 HSbT jagung manis, jagung manis + kemangi (1 baris) ditanam bersamaan, jagung manis + kemangi (2 baris) ditanam bersamaan, jagung manis + kemangi (1 baris) 7 HST jagung manis, jagung manis + kemangi (2 baris) 7 HST jagung manis, jagung manis + kemangi (1 baris) 14 HST jagung manis, jagung + kemangi (2 baris) 14 HST jagung manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kemangi yang ditanam pada berbagai waktu tanam dan kerapatan yang berbeda dalam sistem tumpangsari dengan jagung manis tidak menyebabkan penurunan pertumbuhan maupun hasil tanaman jagung manis. Seluruh perlakuan sistem tumpangsari tanaman jagung manis dengan kemangi mampu meningkatkan produktivitas lahan (LER > 1), menguntungkan secara ekonomi (R/C Ratio > 1), mampu menekan pertumbuhan gulma, serta mengefisiensi intersepsi cahaya matahari.