Kacang bambara (Vigna subterranea L. Verdcourt) merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan dalam program diversifikasi pangan sebagai sumber karbohidrat dan protein. Permasalahan utama yang dihadapi dalam budidaya kacang bambara yaitu daya hasil yang masih rendah akibat masih dibudidayakan menggunakan galur-galur lokal pada lahan yang terbatas, sehingga diperlukan intensifikasi melalui tumpangsari dengan tanaman jagung manis dan memperhatikan waktu tanam jagung manis agar dapat mengurangi kompetisi yang terjadi antar tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu tanam jagung manis pada hasil kacang bambara dalam sistem tumpangsari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2023 di Kebun Percobaan IP2TP Jambegede. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali, meliputi : A (kacang bambara monokultur), B (kacang bambara ditanam serempak dengan jagung), C (jagung manis ditanam 2 minggu sebelum kacang bambara), D (jagung manis ditanam 1 minggu sebelum kacang bambara), E (jagung manis ditanam 1 minggu setelah kacang bambara), dan F (jagung manis ditanam 2 minggu setelah kacang bambara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kacang bambara monokultur dan tumpangsari dengan jagung manis yang ditanam 2 minggu setelah kacang bambara memiliki pertumbuhan dan hasil yang lebih optimal pada jumlah daun, luas daun, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat kering total tanaman, dan hasil panen biji kering. Selain itu, semua perlakuan memiliki NKL yang lebih dari 1 yang artinya sistem tumpangsari lebih menguntungkan dan lebih efisien dalam pemanfaatan lahan dibandingkan sistem monokultur.