Jagung merupakan sumber karbohidrat terbesar kedua setelah beras dan menjadi komoditas penting untuk meningkatkan pendapatan petani serta mendukung perekonomian daerah. Untuk mendorong produktivitasnya, pemerintah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), salah satunya traktor roda empat yang dikelola bersama oleh kelompok tani. Namun, kepemilikan bersama ini kerap menimbulkan permasalahan, terutama saat musim tanam serempak yang memicu antrean panjang dan risiko keterlambatan pengolahan lahan. Penelitian ini menganalisis kinerja antrean traktor di Kelompok Tani Jabon Adiyasa Mandiri dengan metode kuantitatif menggunakan Teori Antrean untuk mengukur waktu tunggu dan tingkat pemakaian traktor, serta dilengkapi data kualitatif melalui observasi dan wawancara untuk memahami lebih dalam mekanisme penjadwalan dan kendala yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sistem sewa traktor ini tidak berorientasi pada keuntungan dan dapat melayani anggota kelompok maupun petani lain, faktor utama keterlambatan bukanlah antrean, melainkan kondisi cuaca, khususnya curah hujan tinggi yang menyebabkan tanah menjadi lengket dan menghentikan operasional traktor. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan agar pengelolaan dan penjadwalan traktor dibuat lebih fleksibel dan adaptif dengan mempertimbangkan prakiraan cuaca, sehingga dapat menjadi contoh pengelolaan alsintan bersama yang lebih efektif dan transparan di wilayah lain.