Salah satu tanda dermatitis seboroik yang mempengaruhi kulit kepala adalah ketombe. biasanya berbentuk serpihan berwarna putih atau kekuningan dan dapat terlihat jelas di rambut. Efek yang ditimbulkan berupa rasa gatal disertai peradangan, sehingga dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan saat melakukan aktivitas sehari-hari. Permasalahan rambut berketombe dapat diatasi melalui perawatan menggunakan shampo semi tradisional yang berasal dari Ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan sampo dengan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap pengobatan ketombe. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan pre-experimental design atau quasi experiment. Objek penelitian adalah enam orang mahasiswi Universitas Negeri Padang usia 20-25 tahun yang mengalami permasalahan rambut berketombe kering. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I hanya menggunakannya setiap dua hari sekali. dan kelompok eksperimen II dengan frekuensi pemakaian satu kali dalam tiga hari. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 25 melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan shampo ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap perawatan rambut berketombe antara perlakuan eksperimen I dan eksperimen II. Pada eksperimen I penurunan jumlah ketombe terjadi secara cepat dan signifikan, sedangkan pada kelompok eksperimen II penurunan jumlah ketombe terjadi secara bertahap meskipun belum menunjukkan hasil yang cepat seperti pada perlakuan satu kali dalam dua hari dengan hasil Uji T sig.(2-tailed) sebesar 0,02. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan shampo ekstrak belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) pada kelompok eksperimen I dengan frekuensi pemakaian satu kali dalam dua hari lebih efektif dalam mengatasi permasalahan rambut berketombe.