Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal Mbojo yang dapat dijadikan media pembelajaran PPKn SMP, serta mengetahui bentuk media pembelajaran. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya melestarikan kearifan lokal di tengah masuknya budaya luar yang berpotensi mengikis identitas budaya bangsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan tokoh adat, kiyai, dan guru PPKn, serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan model alir Miles, Huberman, dan Saldana, meliputi kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal suku Mbojo yang dapat dijadikan media pembelajaran PPKn di SMP meliputi dua jenis: berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Kearifan lokal berwujud yang relevan adalah Syair dan Patu Mbojo, Uma Lengge, serta Tombak dan Keris Pusaka. Sementara itu, kearifan lokal tidak berwujud yang dapat diimplementasikan meliputi Rimpu, Mbolo Weki, Peta Kapanca, Ampa Fare, dan Tenun Tembe Nggoli. Kearifan-kearifan lokal ini kaya akan nilai moral, sosial, agama, dan kebangsaan yang dapat diintegrasikan dalam materi PPKn untuk membentuk karakter siswa dan melestarikan budaya lokal. Kata Kunci : Kearifan Lokal, Media Pembelajaran, PPKn.