Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Bunikasih dibangun pada Tahun 2013 dari Dana CSR Bank BNI Go Green, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga warga Bunikasih. Namun pada Tahun 2016 telah terjadi gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan pada sistem utama PLTMH Bunikasih sehingga tidak bisa dioperasikan. Pada Tahun 2017 listrik dari PLN masuk untuk mensuplay kebutuhan listrik warga Bunikasih. Kampung Bunikasih merupakan kampung terpencil yang berjarak 4 Km dari pusat kantor pemerintahan Desa Cupungara Cisalak Subang. Pada malam hari jalan menuju kampung ini gelap gulita karena belum ada lampu penerangan jalan. Kegiatan usahnya selain bercocok tanam padi, juga berkegiatan dalam pembuatan gula semut dan gula aren yang berbahan dasar air nira. Untuk proses pembuatan gula semut diperlukan mesin pemanas dan mesin penghancur agar ukuran gula menjadi halus. Untuk tujuan penghematan biaya operasional pembuatan gula semut, maka dilakukan reaktivasi PLTMH Bunikasih dengan bantuan dana CSR dari Bank BJB dengan tujuan agar energi listriknya dapat dimanfaatkan untuk penerangan jalan Kampung Bunikasih dan untuk mengoperasikan peralatan pengolahan gula semut. Kegiatan rekativasi telah dilakukan dengan pendampingan Tim Teknis Universitas Subang untuk memperbaiki kerusakan pada sistem utama PLTMH yang meliputi perbaikan bendung dan intake, saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat, rumah turbin serta penggantian generator dan sistem kontrol. Dar hasil kegiatan akhir perbaikan, PLTMH Bunikasih dapat beroperasi dengan baik dengan luaran energi lsitrik mencapai 8 kW