Remaja adalah fase dimana anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Pada proses pertumbuhan tersebut remaja sangat rawan untuk terjerumus melakukan kenakalan remaja yang salah satunya adalah perilaku merokok. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan pengawasan yang lebih ketika anak memasuki fase remaja. Kelurahan Purwodinatan adalah salah satu kelurahan di Kota Semarang dengan tingkat perilaku merokok terendah, yaitu sebesar 9%. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal orang tua dalam mencegah perilaku merokok pada remaja di Kelurahan Purwodinatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori komunikasi interpersonal dan analisis stimulus-respon. Data Primer diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan pihak yang relevan dengan masalah penelitian. Sedangkan, data sekunder diperoleh melalui rekap data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK Semarang), Badan Pusat Statistik (BPS), dan jurnal penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga yang memiliki tingkat intensitas komunikasi yang tinggi dan memiliki stimulus yang kuat terhadap larangan merokok, berhasil mencegah anak untuk berperilaku merokok. Selain itu, peneliti juga menemukan adanya pola-pola pendekatan di dalam keluarga yang efektif dan berperan membantu mengontrol perilaku merokok pada anak, diantaranya adalah pendekatan otoritatif, persuasif, dan demokratis. Penelitian ini memberikan konstribusi, khususnya dalam mencegah perilaku merokok remaja melalui pemahaman mengenai pentingnya peran komunikasi di dalam keluarga. Adolescence is a phase in which children grow into more mature individuals. During this growth process, adolescents are highly vulnerable to engaging in juvenile delinquency, one of which is smoking behavior. Therefore, parents need to provide greater supervision when their children enter adolescence. Purwodinatan Subdistrict is one of the villages in Semarang City with the lowest smoking behavior rate, which is 9%. Thus, this study aims to find out how parents' interpersonal communication helps prevent smoking behavior among adolescents in Purwodinatan Subdistrict. This research uses a qualitative method with a case study approach. The theories used in this study are interpersonal communication theory and stimulus-response analysis. Primary data were obtained through direct interviews with parties relevant to the research issue, while secondary data were collected from records provided by the Semarang City Health Office (DKK Semarang), the Central Statistics Agency (BPS), and academic journals. The results show that families with a high level of communication intensity and a strong stimulus regarding smoking prohibition succeeded in preventing their children from engaging in smoking behavior. In addition, the researcher found several effective family approach patterns that play a role in helping control smoking behavior in children, including authoritative, persuasive, and democratic approaches. This study contributes specifically to preventing adolescent smoking behavior through a better understanding of the importance of communication roles within the family.