Dalam melaksanakan kegiatan penambangan tambang terbuka ini menuntut kestabilan lereng pada bukaan tambangnya. Lereng-lereng tersebut perlu dianalisis kestabilannya, baik pada tahapan perancangan, tahapan penambangan, maupun tahap pasca tambang untuk mencegah bahaya longsor di waktu-waktu yang akan datang karena menyangkut keselamatan kerja, keamanan peralatan serta keberlangsungan produksi. Secara administratif, lokasi penelitian terletak PIT ZA, Desa Sirah Pulau, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi lereng tambang akan mengalami banyak perubahan pada tambang batubara yang sudah beroperasi cukup lama seperti kondisi fisik, kimia, maupun mekanik batuan yang berimbas pada kestabilan lerengnya. Kualitas massa batuan menjadi salah satu parameter dalam stabilitas lerengyang bertujuan untuk mengidentifikasi parameter-parameter penting yang mempengaruhi perilaku massa batuan. Metode penelitian menjadi dua yaitu pengumpulan data primer menghasilkan rock quality designation, kondisi diskontinuitas, kondisi air tanah dan data sekunder menghasilkan nilai kuat tekan batuan utuh. Dalam menentukan Rock Mass Rating (RMR) dipengaruhi oleh kuat tekan batuan utuh, rock quality designation, kondisi diskontinuitas, dan kondisi air tanah. Pengelompokan dan pembagian kualitas massa batuan pada daerah penelitian mengacu pada klasifikasi Bieneawski (1989). Pembagian kualitas massa batuan pada daerah penelitian terbagi menjadi 2 kelas yaitu Kelas III termasuk kedalam klasifikasi massa batuan Fair Rock yaitu dimana frekuensi kekar tergolong cukup besar pada pembentukan kualitas massa batuan pada lokasi tersebut dan kelas IV termasuk kedalam kualitas massa batuan Good Rock yaitu dimana frekuensi kekar tergolong cukup kecil pada pembentukan kualitas massa batuan pada lokasi tersebut. Diskontinuitas merupakan salah satu faktor kestabilan lereng, oleh karena itu harus melakukan tindakan seperti menghilangkan pembebanan oleh alat berat pada titik diskontinuitas dan merubah geometri lerengnya.