, Tuti Anggraini
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Literasi Keuangan dan Preferensi Masyarakat UMKM dan Nelayan Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Masyarakat Kota Sibolga) Andrian Febriansyah; , Ahmad Indra Perdana; , Tuti Anggraini
Paradoks : Jurnal Ilmu Ekonomi Vol. 8 No. 3 (2025): May - July
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57178/paradoks.v8i3.1522

Abstract

Kota Sibolga dikenal sebagai kota terkecil di kawasan Sumatera Utara. Status ini secara tidak langsung turut memengaruhi tingkat literasi keuangan syariah dan preferensi masyarakat terhadap layanan perbankan syariah yang masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana tingkat literasi keuangan serta kecenderungan masyarakat dalam memilih bank syariah, khususnya di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta komunitas nelayan di Sibolga. Dalam konteks tersebut, literasi keuangan memegang peran penting sebagai fondasi pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah yang sebenarnya dapat menunjang aktivitas ekonomi mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada responden dari kalangan UMKM dan nelayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Sibolga masih berada pada kategori not literate dalam hal keuangan syariah. Pemahaman mereka terhadap lembaga keuangan syariah masih terbatas, umumnya hanya mengenal bank syariah, sementara pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah lainnya sangat minim. Dari sisi preferensi, sebagian besar pelaku UMKM dan nelayan menunjukkan ketertarikan yang rendah terhadap produk-produk perbankan syariah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pemahaman mengenai sistem dan manfaat bank syariah, serta adanya persepsi bahwa layanan bank syariah cenderung lebih rumit, lebih mahal, dan kurang fleksibel dibandingkan bank konvensional. Persepsi ini menjadi tantangan tersendiri dalam mendorong inklusi keuangan syariah di kota kecil seperti Sibolga.