Subangun, Radiaswari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Elemen Penciri Shukubamachi (Kota Persinggahan) di Jalur Tōkaidō, Jepang Abad XVII Subangun, Radiaswari
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2025): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/atrium.v11i1.388

Abstract

Title: Study of Typical Elements of Shukubamachi’s (Post Towns) in the Tōkaidō Route, 17th-century Japan A town, as a physical environment, has various dimensions of value that reflect its characteristics. Both in terms of historical value and other factual aspects of building the town’s identity. Shukubamachi is a unique type of town that developed from political policies established by the Tokugawa shogunate in 17th-century Japan, during the Edo period (1603-1868), a two-decade period of peace. This study investigates significant elements of the shukubamachi. This research employs a qualitative descriptive method, systematically compiling a detailed description of shukubamachi’s phenomenon based on observations obtained from historical documentation and visual illustrations. The final result can be concluded that the characteristics of the shukubamachi are identified by the presence of three main functional elements: the honjin, the waki-honjin, and the ton’yaba. In addition to the transit facilities provided for the bakufu government, there were other functions initiated by the locals, such as public lodging with additional bathhouses and restaurants (hotago-ya), simple lodging (kichin-yado), supply stores (shouka), and tea houses (chaya).
Penentuan Jalur Mitigasi di Kawasan Jeron Beteng Yogyakarta dengan Metode Mental Mapping Widyaningsih, Eka; Subangun, Radiaswari; Prabowo, Rachmat Wahyu
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 1: Januari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v21i1.2709

Abstract

Jeron Beteng merupakan bagian dari wilayah Kraton Yogyakarta yang berada di bagian dalam batas benteng Baluwerti yang berfungsi sebagai area permukiman dengan kepadatan penduduk mencapai 150 jiwa/ha. Pada saat terjadi bencana, kepadatan penduduk ini mengandung potensi korban jiwa yang cukup tinggi. Hal ini menjadi permasalahan utama dalam penanganan mitigasi bencana, terutama dalam proses evakuasi. Sementara itu, mitigasi kebencanaan yang paling ideal terjadi apabila penghuni/korban secara intuitif bergerak ke arah area titik kumpul yang aman. Untuk menentukan titik kumpul yang aman ini perlu kajian identifikasi kawasan dari sudut pandang penggunanya. Di kawasan Jeron Beteng, pengguna dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu penghuni yang sudah cukup mengenal Kawasan, pengunjung temporer rutin yang sudah terbiasa dengan kawasan tersebut dan wisatawan yang masih asing terhadap kawasan Jeron Beteng. Mental mapping merupakan sebuah metode identifikasi elemen ruang kota yang digagas oleh Kevin Lynch untuk mengenali, mendeskripsikan, dan memetakan pengalaman ruang sebuah kawasan. Metode mental mapping ini digunakan untuk mengidentifikasi 5 elemen kawasan Jeron Beteng yang kemudian diterjemahkan menjadi rencana  mitigasi bencana menurut persepsi penggunanya, sehingga dihasilkan jalur evakuasi dan titik kumpul yang mudah dikenali, dijangkau, dan digunakan oleh penggunanya.