Tingkat frustasi dan perilaku kekerasaan pada remaja sangat penting karena dapat memberikan wawasan mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan kalanga remaja. Frustasi yang bisa timbul dari berbagai faktor seperti kegagalan akademis, masalah keluarga, tekanan sosial, atau ketidakpuasaan emosional, sering kali menjadi salah satu pemicu utama perilaku kekerasaan. Penelitian ini dapat membantu dalam merancang program pencegahaan yang lebih efektif dan sangat penting untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menangani frustasi secara lebih sehat pada remaja, mengurangi kencenderungan mereka untuk terlibat dalam perilaku kekerasaan, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang lebih aman dan mendukung. Penelitian ini bertujuan menggambarkan hubungan antara frustasi dengan perilaku kekerasan pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain korelasi, dengan pendekatan cros sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu remaja SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang sebanyak 150 responden. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan Teknik purposive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-18 tahun. Alat ukur menggunakan lembar kuesioner Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasaan. Analisis yang digunakan yaitu analisis bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian Sebagian responden mendapatkan Tingkat frustasi dengan presentase 43,3%, presentase perilaku kekerasaan sebanyak 74,0% terdapat hubungan Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasaan, Dimana p value sebesar 0,041 (sig < 0,05). Dapat diasumsikan bahwa Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasan ada hubungan. Terdapat hubungan antara Tingkat frustasi dengan perilaku kekerasaan pada remaja.