Seni sinema merupakan medium yang mengintegrasikan gambar bergerak dan elemen audiovisual untuk menyampaikan pesan dan emosi melalui estetika visual. Film “Sang Prawira”, menawarkan peluang menarik untuk menganalisis elemen-elemen visualnya secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana elemen visual seperti komposisi gambar, penggunaan warna, pencahayaan, dan pengaturan set digunakan untuk memperkuat narasi serta menciptakan pengalaman visual yang emosional dan artistik. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dengan melakukan observasi mendalam terhadap adegan-adegan kunci untuk mengidentifikasi pola, simbolisme, dan interaksi antar elemen visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi gambar dalam film ini menonjolkan aspirasi besar dan konflik emosional tokoh utama, sementara palet warna dan pencahayaan memperkuat suasana emosional di setiap adegan. Desain set yang kaya dengan budaya Batak Toba memberikan konteks visual yang autentik, dengan simbolisme seperti Danau Toba dan ulos yang menambahkan dimensi budaya pada cerita. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa estetika visual bukan hanya elemen pendukung tetapi juga alat utama dalam menyampaikan pesan naratif yang kompleks. Visual Analysis in the Film Sang Prawira: Visual Aesthetics ABSTRACTThe art of cinema is a medium that integrates moving images and audiovisual elements to convey messages and emotions through visual aesthetics. The film Sang Prawira provides an intriguing opportunity to analyze its visual elements in depth. This study aims to explore how visual elements such as composition, color usage, lighting, and set design are employed to strengthen the narrative and create an emotionally and artistically engaging visual experience. A qualitative descriptive approach was adopted by conducting in-depth observations of key scenes to identify patterns, symbolism, and interactions between visual elements. The findings reveal that the film's composition highlights the protagonist's aspirations and emotional conflicts, while the color palette and lighting enhance the emotional tone of each scene. The set design, enriched with Batak Toba cultural elements, provides an authentic visual context, with symbolism such as Danau Toba and ulos adding cultural dimensions to the story. The study concludes that visual aesthetics are not merely supporting elements but primary tools for delivering complex narrative messages.