Tingginya tingkat pengangguran pemuda menjadi tantangan strategis dalam pembangunan desa yang inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-partisipatif dengan metode studi lapangan berbasis co-design, untuk mengidentifikasi hambatan pemuda Desa Meninting, Lombok Barat, dalam mengakses pekerjaan produktif. Data primer diperoleh melalui konsultasi komunitas, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), dan lokakarya partisipatif, dengan teknik purposive sampling melibatkan pemuda menganggur, pemuda bekerja, orang tua, dan pemangku kepentingan desa. Analisis dilakukan secara tematik partisipatif untuk memastikan representasi akurat perspektif masyarakat. Hasil menunjukkan hambatan utama meliputi keterbatasan lapangan kerja, minimnya keterampilan, tekanan norma sosial dan gender, serta rendahnya motivasi dan kepercayaan diri. Di sisi lain, pemuda mengidentifikasi peluang pada industri rumahan, pariwisata berbasis komunitas, dan ekonomi digital. Pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) efektif memetakan potensi lokal dan merancang solusi berbasis kekuatan komunitas. Rekomendasi meliputi: (1) peningkatan kapasitas kerja melalui pelatihan teknis dan digital; (2) penguatan akses informasi kerja; (3) pengembangan usaha berbasis potensi lokal dengan kesetaraan gender; (4) kolaborasi lintas sektor. Temuan ini memberi kontribusi bagi desain intervensi pembangunan desa yang responsif, kontekstual, dan berorientasi pada pemberdayaan pemuda sebagai agen perubahan.