Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BIAYA OPERASI DUMP TRUCK HD605 KOMATSU PADA PENGANGKUTAN BATU GAMPING DI PT XYZ KABUPATEN BOGOR Widara, Maharani Rindu; Sari, Avellyn Shintya; Nursanto, Edy
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Pendekatan Multidisiplin Menuju Teknologi dan Industri yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.919 KB)

Abstract

Batu gamping merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan semen. Alat angkut yang digunakan untuk kegiatan penambangan batu gamping di PT XYZ saat ini adalah dump truck HD 605 yang dibeli tahun 2011, dengan kapasitas munjung 40 m3, waktu edar alat 13,26 menit dan Efisiensi kerja 78 % di dapat produksi sebesar 199 ton/ jam. Untuk mengetahui biaya setiap tahunan dump truck, maka dilakukan analisis biaya dengan menggunakan metode Equivalent Annual Cost (EAC) berdasarkan biaya kepemilikan dan biaya operasi. Umur ekonomis alat 9 tahun, dengan biaya investasi awal sebesar Rp 5.500.000.000,00 dan suku bunga 11,5 %. Maka hasil perhitungan EAC menunjukan sebagai berikut : Equivalent Annual Cost (EAC) dari tahun 2011 – 2017 sebesar Rp 3.438.974.924,00 per tahun. Perkiraan Equivalent Annual Cost (EAC) tahun 2018 – 2020 sebesar Rp 4.153.962.182,00 per tahun Sedangkan hasil perhitungan biaya satuan pekerjaan dump truck sebagai berikut : Biaya satuan pekerjaan pengangkutan batu gamping menggunakan dump truck HD605 dari tahun 2011 – 2017 sebesar Rp 3.193 /ton. Sedangkan perkiraan biaya satuan pekerjaan pengangkutan batu gamping dari tahun 2018 – 2020 sebesar Rp 3.857 /ton. Maka dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya tahunan dump truck dari tahun 2018 – 2020 lebih mahal dibandingkan biaya pada tahun 2011 – 2017.
Perbandingan Hasil Logam Emas Pada Pengolahan Bijih Emas Dengan Metode Sianida (Heap Leaching) Berdasarkan Perbedaan Ukuran Butir Umpan Maharani Rindu Widara
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-12 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tambang Rakyat di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi melakukan proses pengolahan emas dengan menggunakan metode sianidasi (heap leaching).  proses heap leaching atau penyiraman umpan dilakukan dengan ukuran butir rata ≤ 5 cm selama 16 jam. Uji coba proses pengolahan emas yang dilakukan penulis dengan membuat 5 macam perbedaan ukuran umpan (feed): Percobaan pertama dengan ukuran bijih emas (feed) ≤ 5 cm dengan total waktu heap leaching selama 16 jam, hasil logam emas yang diperoleh rata-rata 7,40 gram. Percobaan kedua yaitu dengan ukuran bijih emas (feed)  ≤ 4 cm dengan total waktu heap leaching  selama 16 jam, hasil logam emas yang diperoleh rata-rata 7,53 gram. Percobaan ketiga dengan ukuran bijih emas (feed) ≤ 3 cm dengan total waktu heap leaching  selama 16 jam, hasil logam emas yang diperoleh rata-rata 11,27 gram. Percobaan keempat yaitu dengan ukuran bijih emas (feed)  ≤ 2 cm dengan total waktu heap leaching  selama 16 jam, hasil logam emas yang diperoleh rata-rata 11,46 gram. Percobaan kelima dengan ukuran bijih emas (feed)  ≤ 5 cm dengan total waktu heap leaching  selama 16 jam, hasil logam emas yang diperoleh rata-rata 12,28 gram. Dari hasil uji coba diatas maka diketahui bahwa Ukuran bijih emas (umpan) yang diolah sebaiknya ≤ 1 cm sehingga butiran emas bisa terbebaskan atau terliberasi secara sempurna sehingga dapat memperoleh logam emas yang optimal pada saat proses pengolahan.Kata Kunci: heap leaching, sianidasi, ukuran butir.
Kajian Kebutuhan Pompa dan Waktu Pengeringan di Sump Pit Mandala Andayani, Leni; Widara, Maharani Rindu
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2024: Menjembatani Energi Berkelanjutan dan Ekonomi Hijau melalui Transformasi Riset dan Teknologi T
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan air di sump dan kebutuhan pompa dengan faktor debit air yang masuk ke sump hanya berupa debit limpasan curah hujan dengan luas area pit mandala sekitar 257 (Ha). Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data lapangan, analisis debit air masuk ke sump, hasilnya penelitian menunjukan bahwa pemilihan kapasitas pompa yang tepat sangat berpengaruh terhadap efisiensi waktu pengeringan. Pada penelitian diawali dengan perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode gumbell nilai-nya sebesar 108,04 mm/hari dalam periode ulang hujan 2 tahun, sedangkan perhitungan intensitas hujan menggunakan data cura hujan dengan tidak memperhitungkan durasi hujan namun diasumsikan 1 jam maka nilainya sebesar 62,76 mm/jam, dan untuk penentuan catchment area menggunakan software Minescape 5.7 sebesar 177 (Ha) atau 1,77 km2, dan berdasarkan perhitungan kebutuhan pompa menggunakan metode water balance, hasil perhitungan debit air limpasan menggunakan metode rasional sebesar 2.401.427 m3/hari, dan perhitunngan debit pemompaan dengan nilai head total pompa sebesar 30,07 m menggunakan metode discharge maka nilainya sebesar 14.311 m3/hari, pompa DND 200-5HX saat ini yang berada di pit mandala waktu pengeringan pemompaan-nya selama 24 hari, kesimpulannya untuk mencapai plan target waktu pengeringan pemompaan selama 14 hari di PT.Jhonlin Baratama maka memerlukan penambahan 1 unit pompa.Kata kunci : Debit Air Limpasan, Debit Pompa, Kebutuhan Pompa
Morphometry and Water Quality Study of Pit Lakes in Coal Mines Widara, Maharani Rindu; Cahyadi, Teddy Agung
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol 6, No 1 (2025): January
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jtm.2025.v6i1.6104

Abstract

After mining is completed, the remaining pits that cannot be restored to their original condition become artificial pit lakes. Pit lakes are used in reclamation efforts after mining activities. An in-depth analysis of the pit lake generated in a previously mined area is required, specifically concentrating on evaluating the water volume, morphometry, and water quality of the pit lake. Management strategies required for achieving sustainable development. Paringin Lake was found to have a surface area of 19.5 hectares, a maximum depth of 33 metres, and an underwater retention duration of 303 days. A 1.25 volume shift in the Paringin pit lake indicates a shallow bottom state. The Paringin pit lake is relatively stable and not prone to wind-induced churning, as indicated by the relative depth calculation of 6.6%. According to calculations using the Storet method, Paringin Pit Lake has minor contamination. The distant location of the Paringin pit lake is the cause of this. The results suggested that Pit Lake Paringin has the potential for utilization in aquatic tourism and aquaculture.