Mahfud Alfaozi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENTINGNYA KETEGUHAN DALAM MENGHADAPI UJIAN SERTA KEYAKINAN AKAN PERTOLONGAN ALLAH SWT. (Kajian Tafsir Surat Ad Dhuha Ayat 1-11 Tafsir Ibnu Katsir) Kuswantoro; Mahfud Alfaozi; Azhimi Qalban, Anas
JIQSI : Jurnal Ilmu Al Qur'an dan Studi Islam Vol 3 No 1 (2025): Januari - Juni 2025
Publisher : STIQ Miftahul Huda Rawalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64341/jiqsi.v3i1.39

Abstract

Surat Ad-Dhuha merupakan salah satu surat Makkiyah yang memiliki pesan ketenangan dan motivasi bagi Rasulullah SAW.Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan makna mendalam dari ayat 1-11 dalam konteks historis dan linguistik. Artikel ini membahas kandungan surat Ad-Dhuha ayat 1-11 berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, yang menekankan kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad SAW serta perintah untuk bersyukur dan berbuat baik. Penelitian ini menggunakan metode library research. Hasil penelitian dari kajian ini bahwa dalam surat Ad Dhuha ayat 1-11 menyoroti pentingnya keteguhan dalam menghadapi ujian serta keyakinan akan pertolongan Allah SWT dalam setiap permasalahan kehidupan.
ASSHIROTHOL MUSTAQIM DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL-KASYYAF KARYA AL-ZAMAKHSYARI MAHFUD ALFAOZI; Sidqi, Mahruz
JIQSI : Jurnal Ilmu Al Qur'an dan Studi Islam Vol 2 No 1 (2024): Januari - Juni 2024
Publisher : STIQ Miftahul Huda Rawalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64341/jiqsi.v2i1.21

Abstract

Salah satu bentuk ikhtiar untuk mencari jalan dalam menitih hidup dijalan yang lurus adalah dengan Memahami tentang makna al-Sirat al-Mustaqim dalam alQur’an, sehingga kita mengetahui terhadap al-Haq atau jalan hidup yang penuh dengan nikmat yang diliputi rida Allah SWT. Dengan demikian tujuan hidup hanya untuk mencapai keridaan Allah, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Banyak kata al-Sirat al-Mustaqim yang di temukan dalam ayat al-Qur’an dengan berbagai macam pengertiannya. Para mufassir dalam menafsirkan kata al-Sirat alMustaqim berbeda-beda pula di sebabkan pengaruh dari latar belakang mufassir itu sendiri serta metode dan corak yang di gunakan dalam menafsirkan al-Qur’an. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan metode pengumpulan datanya melalui metode studi pustaka. Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber Primer Dan Sekunder, berupa karya-karya tertulis yaitu kitab Tafsir al-Kasyyaf .  Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna al-Sirat al-Mustqim dalam Tafsir al-Kasyyaf pada QS. Yasin : 61, QS.al-An’am : 153, QS. hud : 56, adalah al-Sirat al-Mustaqim pada Q.S, Yasin (36) ayat 61 dengan makna hidayah yaitu dengan menggunakan pendekatan nahwu dan balaghoh. Kemudian pada Q.S, al-An’am (6) ayat 153 di artikan agama islam, dengan menggunakan nahwu dan munasabah. Dan pada Q.S, Hud (11) ayat 56 dengan jalan kebenaran dan adil.
Makna dan Maghza Ahlul Bait dalam Q.S Al-Ahzab Ayat 33 Pada Tafsir Al-Azhar Umam, Irsyadul; MAHFUD ALFAOZI
JIQSI : Jurnal Ilmu Al Qur'an dan Studi Islam Vol 2 No 2 (2024): Juli-Desember 2024
Publisher : STIQ Miftahul Huda Rawalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64341/jiqsi.v2i2.29

Abstract

Konsep Ahlul-Bait dalam Islam sering menjadi perdebatan, baik secara teologis maupun sosial, terutama terkait siapa yang termasuk di dalamnya dan bagaimana posisi mereka dalam masyarakat. Penelitian ini menganalisis penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengenai Ahlul Bait dengan pendekatan ma’na cum maghza, yang menggabungkan makna tekstual (ma’na) dan pesan kontekstual (maghza). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hamka memahami Ahlul Bait tidak hanya sebagai keluarga biologis Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mereka yang memiliki kedekatan spiritual dan keteladanan akhlak. Di sisi lain, fenomena tokoh seperti Habib Bahar bin Smith, yang mengklaim sebagai Ahlul Bait namun terlibat kontroversi—seperti kekerasan dan ujaran kebencian—menjadi benturan dengan konsep kesucian dan keteladanan yang melekat pada Ahlul Bait. Hamka menegaskan bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh iman dan amal, bukan sekadar nasab. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman Ahlul Bait harus mengedepankan nilai moral dan kontribusi sosial, bukan klaim identitas semata.
RELEVANSI TAFSIR DALAM MENGHADAPI ISU SOSIAL DAN BUDAYA KONTEMPORER: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Imam Ma’arif Hidayat; Mahfud Alfaozi
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi tafsir dalam menghadapi isu sosial dan budaya kontemporer dari perspektif pendidikan Islam. Dalam dunia yang terus berkembang, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan globalisasi, ketidakadilan, kesetaraan gender, pluralisme, dan perdamaian dalam masyarakat yang memengaruhi pemahaman terhadap praktik agama. Tafsir, sebagai metode penafsiran dan pemahaman terhadap teks-teks Al-Qur'an, memiliki potensi besar untuk memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan menyesuaikan ajaran Islam dengan konteks zaman sekarang. Namun, pengajaran tafsir dalam pendidikan Islam seringkali terkesan tradisional dan kurang relevan dengan dinamika sosial dan budaya masa kini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data utama yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir klasik, artikel-artikel akademik, serta literatur yang membahas tentang pendidikan Islam dan tantangan sosial kontemporer. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi untuk menggali relevansi tafsir dalam menjawab isu-isu sosial dan budaya yang berkembang saat ini, serta peran pendidikan Islam dalam mengintegrasikan tafsir dengan realitas modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Relevansi tafsir Al-Qur'an dalam menghadapi isu sosial dan budaya kontemporer menjadi sangat penting dalam perspektif pendidikan Islam. Tafsir tidak hanya berfungsi sebagai interpretasi tekstual, tetapi juga sebagai alat untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah sosial dan budaya yang ada. Pendidikan Islam yang berbasis tafsir yang responsif terhadap isu kontemporer seperti halnya isu ketidakadilan, kesetaraan gender, pluralisme, perdamaian dalam masyarakat, diharapkan dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas dalam memahami agama, tetapi juga bijaksana dalam menghadapi tantangan zaman.
RELEVANSI TAFSIR DALAM MENGHADAPI ISU SOSIAL DAN BUDAYA KONTEMPORER: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Imam Ma’arif Hidayat; Mahfud Alfaozi
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi tafsir dalam menghadapi isu sosial dan budaya kontemporer dari perspektif pendidikan Islam. Dalam dunia yang terus berkembang, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan globalisasi, ketidakadilan, kesetaraan gender, pluralisme, dan perdamaian dalam masyarakat yang memengaruhi pemahaman terhadap praktik agama. Tafsir, sebagai metode penafsiran dan pemahaman terhadap teks-teks Al-Qur'an, memiliki potensi besar untuk memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan menyesuaikan ajaran Islam dengan konteks zaman sekarang. Namun, pengajaran tafsir dalam pendidikan Islam seringkali terkesan tradisional dan kurang relevan dengan dinamika sosial dan budaya masa kini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data utama yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir klasik, artikel-artikel akademik, serta literatur yang membahas tentang pendidikan Islam dan tantangan sosial kontemporer. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi untuk menggali relevansi tafsir dalam menjawab isu-isu sosial dan budaya yang berkembang saat ini, serta peran pendidikan Islam dalam mengintegrasikan tafsir dengan realitas modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Relevansi tafsir Al-Qur'an dalam menghadapi isu sosial dan budaya kontemporer menjadi sangat penting dalam perspektif pendidikan Islam. Tafsir tidak hanya berfungsi sebagai interpretasi tekstual, tetapi juga sebagai alat untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah sosial dan budaya yang ada. Pendidikan Islam yang berbasis tafsir yang responsif terhadap isu kontemporer seperti halnya isu ketidakadilan, kesetaraan gender, pluralisme, perdamaian dalam masyarakat, diharapkan dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas dalam memahami agama, tetapi juga bijaksana dalam menghadapi tantangan zaman.