Nyeri dismenore merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita, ditemukan dengan prevalensi tertinggi pada remaja akhir. Salah satu pemicu terjadinya nyeri dismenore yaitu stres yang dapat mempengaruhi kerja hipotalamus. Aktivitas fisik yang rendah juga dapat menurunkan distribusi oksigen dalam sirkulasi sistemik yang menyebabkan meningkatnya persepsi terhadap nyeri termasuk nyeri dismenore. Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan nyeri dismenore pada mahasiswi mahasiswi di Universitas Indonesia Maju. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, dengan menggunakan teknik sampling stratified random sampling. Responden pada peneltian ini yaitu mahasiswi fakultas kesehatan angkatan 2021, 2022, 2023 dan 2024. Hasil data mengenai derajat nyeri dismenore menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) data tingkat stres menggunakan Depresion Axiety Stres Scale (DASS) 21 dan data intensitas aktivitas fisik menggunakan Global Activity Quastionnaire (GPAQ). Data dianalisis dengan menggunakan chi square. Hasil dari penelitian ini didapatkan derajat dismenore mayoritas pada tingkat sedang, tingkat stres mayoritas pada tingkat sedang dan intensitas aktivitas fisik mayoritas pada tingkat sedang. Maka hasil yang ditemukan yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan nyeri dismenore menunjukkan nilai (p=value 0,039) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan nyeri dismenore menunjukkan nilai (p=value 0,343). Kesimpulan: Ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan nyeri dismenore dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan nyeri dismenore.