Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

APLIKASI MAPVIEW SVG UNTUK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PARIWISATA BERBASIS WEB (Studi Kasus Kota Malang) Trisasongko, Dedy; Cahyono , Agung Budi
GEOID Vol. 3 No. 2 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v3i2.1233

Abstract

Untuk mendapatkan informasi tentang obyek wisata biasanya menggunakan buku panduan wisata. Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem informasi pariwisata yang bisa menjadi alternatif lain dalam menyediakan informasi mengenai obyek wisata beserta fasilitas pendukungnya. Pengembangan aplikasi ini diawali dengan merancang basis data serta implementasinya menggunakan PHP dan MySQL dengan editor Macromedia Dreamweaver 8. Untuk menampilkan peta di internet explorer menggunakan MapView SVG. Dalam menguji kinerja sistem dilakukan skenario uji coba yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran pemrosesan data mulai dari input sampai output. Terakhir melakukan analisa jarak terdekat hotel dengan obyek wisata menggunakan proximity analyst. Hasil penelitian ini berupa sistem informasi pariwisata berbasis web yang memiliki karakteristik antara lain: 1) menampilkan informasi mengenai obyek wisata dalam bentuk teks dan gambar; 2) pencarian obyek wisata melalui kata kunci; 3) menampilkan peta pada internet explorer dalam format HTML dan SVG; 4) Mapview SVG bukan software yang open source sehingga dalam penelitian ini digunakan versi demo.  
Penggunaan SIG Untuk Pengembangan Potensi Perkeretaapian (Studi Kasus Stasiun Pasar Turi Menuju Stasiun Bojonegoro) Prasetyo, Firman; Cahyono , Agung Budi
GEOID Vol. 7 No. 2 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v7i2.1350

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan jasa angkutan kereta api pada saat ini sangat pesat. Seharusnya hal ini diikuti dengan persiapan oleh PT. Kereta Api Indonesia (persero), dengan perbaikan teknologi informasi tentang prasarana Kereta Api yang telah ada dalam rangka peningkatan sistem manajemen sarana prasarana perkeretaapian. Sejauh ini pengelolaan potensi perkeretaapian masih dikelola secara manual dalam bentuk diagram tabular. Dan belum mempunyai peta digital jalur rel kereta api, peta digital ini dapat digunakan dalam penyajian dan penyediaan data dan proses tampilan geografis yang terintegrasi dengan database sarana dan prasarana kereta api secara kompleks, untuk memenuhi kebutuhan PT. Kereta Api Indonesia (persero) terhadap fasilitas pada stasiun, jalur stasiun Pasar Turi sampai Stasiun Bojonegoro, jadwal kereta yang melewati jalur Stasiun Pasar Turi menuju Bojonegoro, jenis Kereta Api yang melewati jalur tersebut. Dengan menggunakan sistem informasi geografis, dapat mempermudah melakukan input data, menampilkan data, mengelola data, menganalisis data, dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis tentang potensi perkeretaapian yang meliputi sarana dan prasarana tentang kereta api yang berasal dari peta digital. Dari hasil SIG akan dihasilkan aplikasi interaktif, yang menginformasikan kondisi sarana prasarana pada stasiun, informasi, jadwal kereta api yang ada pada jalur Stasiun Pasar Turi menuju Stasiun Bojonegoro. Yang nantinya dapat digunakan PT. Kereta Api Indonesia (persero) untuk berbagai keperluan.
EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MUTITEMPORAL TAHUN 2009-2011 (STUDI KASUS : MUARA KALI PORONG) Hidayah, Nurul; Cahyono , Agung Budi
GEOID Vol. 8 No. 1 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v8i1.1356

Abstract

Kali Porong merupakan area pembuangan lumpur Sidoarjo untuk mencegah jebolnya tanggul akibat pertambahan volume lumpur secara terus menerus. Kebijakan membuang lumpur ke Kali Porong menimbulkan dampak bagi lingkungan di sekitar Kali Porong. Material lumpur ini tidak hanya mengendap pada sepanjang aliran sungai tetapi juga di daerah muara Kali Porong. Sedimen inilah yang menyebabkan terjadinya pertambahan daratan (reklamasi) hingga terjadi perubahan tutupan lahan di sekitar muara Kali Porong. Area terdampak lumpur yang semakin meluas juga menyebabkan perubahan tutupan lahan.Metode yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan tutupan lahan adalah dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh yang dapat mencakup wilayah yang luas dengan cepat dan efesien. Data yang digunakan adalah citra satelit ALOS AVNIR-2 tahun 2009 dan 2010 serta SPOT-4 tahun 2011. Metode klasifikasi terbimbing dengan algoritma maximum likehood digunakan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yang terjadi di muara Kali Porong.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan perubahan luasan tutupan lahan antara tahun 2009 hingga 2011. Pada tahun 2009 hingga 2010, kelas yang mengalami pertambahan luas adalah jalan, lumpur, semak, dan tambak/empang. Sedangkan kelas yang mengalami penurunan luas adalah lahan hutan basah, pemukiman, pertanian, dan sungai. Pada tahun 2010 hingga 2011, kelas yang mengalami pertambahan luas adalah jalan, lahan hutan basah, lumpur, pertanian, semak dan sungai. Sedangkan kelas yang mengalami penurunan luas adalah pemukiman dan tambak/empang. Diantara perubahan luasan tutupan lahan yang terjadi, kelas pemukiman mengalami penurunan tiap tahunnya, dimana sejak tahun 2009 hingga 2010 luasan pemukiman berkurang 364,46 ha dan pada tahun 2010 hingga 2011 luasan pemukiman berkurang 117,49 ha. Sedangkan luas lumpur bertambah sejak tahun 2009 hingga 2010 sebesar 221,66 ha dan 41,91 ha pada tahun 2010 hingga 2011. Penyebab perubahan luas tutupan lahan ini antara lain, meluasnya area lumpur Sidoarjo yang menyebabkan tergenangnya kawasan pemukiman serta persawahan, dampak lingkungan akibat pembuangan lumpur seperti rusaknya tambak karena lumpur yang terus mengalir hingga ke saluran tambak, dan kondisi psikologis masyarakat sekitar semburan yang khawatir untuk tetap tinggal atau bermukim di sekitar lokasi akibat perkembangan semburan lumpur.
FOTO UDARA MENGGUNAKAN WAHANA UAV JENIS FIX WING Octori , Oghy; Cahyono , Agung Budi
GEOID Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v11i1.1467

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan kebutuhan masyarakat akan informasi spasial menjadi sebuah tantangan bagi para penyedia informasi spasial untuk mendapatkan informasi spasial secara cepat. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi spasial adalah dengan foto udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak atau UAV. Penelitian ini bertujuan untuk merakit sebuah wahana UAV dengan tipe fix wing dengan estimasi biaya yang murah dan memiliki kemampuan membuat peta foto udara. Peta foto udara yang di dapat dengan menggunakan wahana ini akan di proses dengan menggunakan metode fotogrametri. Dari hasil penilitian ini dihasilkan sebuah prototype UAV Fix Wing dengan total biaya perakitan sebesar Rp.12.850.000. UAV ini dapat melakukan foto udara sesuai dengan jalur terbang yang sudah di rencanakan dan menghasilkan sebuah peta foto. Hasil test terbang di daerah studi didapatkan Wahana yang dihasilkan yaitu Phantom FPV Flying Wing EPO yang didukung dengan Propeller 9x6 serta Turnigy 9 XR + Modul cukup stabil melakukan kegiatan pemotretan udara.
VISUALISASI MODEL 3D UNTUK SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN GEDUNG (Studi Kasus : Gedung Teknik Geomatika, UPMB dan UPMS Kampus ITS) Cahyono , Agung Budi; Rafitricia, Anindya N
GEOID Vol. 12 No. 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v12i2.1527

Abstract

Buildings serve several needs of society – primarily as shelter from weather, security, living space, privacy, to store belongings, and to comfortably live and work, including using it for classes in ITS Surabaya. The development of information provision can be done by improving the visual aspect and the accuracy of the information as well. It is time to begin improving the 3D visualization which accommodates the space aspect. 3 dimensional approach deemed appropriate for the provision of management information related to the building utilization. In this case, it is about classrooms.There are several phases in 3D modeling integrated with the non-spatial database to make a system that provide the information about building utilization. Those are the data collection process, 3D model visualization, creating a database for textual data, relating spatial data and non-spatial data and creating the interface which will provide the whole information using Visual Studio. 3D modeling data obtained from the building blueprint construction by PIMPITS and the class schedules obtained from UPMB ITS. The final outcome from the visualization of the 3D models contains 3 buildings with a total of 138 rooms with 72 rooms in Geomatics Engineering, 36 rooms in UPMB and 30 rooms in UPMS. Yet the 3D model had connected with the non-spatial database which contains 7 tables and queries that provides the information of the objects.
ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS) Cahyono , Agung Budi; Setiawan, Alif Fariq'an
GEOID Vol. 13 No. 1 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v13i1.1548

Abstract

TLS (Terrestrial Laser Scanner) merupakan salah satu equipment teknologi terbaru dalam melakukan pengukuran terestris. Penggunaan alat ini akan mampu menghemat waktu dan tenaga untuk melakukan proses pengukuran. Aplikasi penggunaan TLS semakin meluas pada kalangan surveyor dan ahli ilmu kebumian karena TLS ini mampu mengambil banyak data titik yang sangat rapat (point-cloud) dan akurat dalam waktu yang cepat. Penelitian ini melakukan analisa hasil pengukuran koordinat TLS dengan ETS (Electronic Total Station) sebagai pembanding. Analisis yang dilakukan adalah selisih nilai koordinat dari data TLS dengan ETS dianggap sebagai nilai kesalahan sistematis. Hasil penelitian ini dilakukan pada sebuah ruang dengan luas dan bentuk tertentu. Akuisisi data ETS dilakukan dengan melakukan proses pengukuran koordinat pada target yang telah tersebar didalam ruangan. Sedangkan untuk akuisisi data TLS dilakukan dengan melakukan pemindaian pada setiap ruangan yang telah tersebar targetnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat selisih nilai koordinat masing-masing adalah : koordinat X sebesar 0.003 m, koordinat Y sebesar 0.004 m, dan koordinat Z sebesar 0.001 m.