Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan teknologi ramah lingkungan dalam sektor maritim sebagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan pencapaian transportasi laut yang berkelanjutan. Mengingat industri pelayaran berkontribusi sekitar 2,5% terhadap total emisi karbon global, terdapat dorongan signifikan untuk mengadopsi inovasi teknologi, seperti sistem propulsi hibrida, elektrifikasi penuh, penggunaan bahan bakar alternatif (seperti LNG, hidrogen, dan amonia), serta penerapan teknologi efisiensi energi, misalnya pelumasan udara. Berbagai teknologi tersebut menunjukkan efektivitas yang beragam; LNG mampu menurunkan emisi CO₂ hingga 25%, sementara hidrogen dan amonia menawarkan potensi sebagai bahan bakar bebas karbon. Meskipun demikian, implementasi teknologi ini masih menghadapi sejumlah hambatan, antara lain tingginya biaya investasi, keterbatasan infrastruktur pendukung, serta kompleksitas regulasi internasional. Melalui pendekatan studi pustaka, penelitian ini mengkaji efektivitas teknologi yang tersedia, tantangan implementasinya, serta dampaknya terhadap operasional kapal dan keberlanjutan maritim. Temuan menunjukkan bahwa teknologi seperti pelumasan udara dan bahan bakar alternatif secara signifikan mampu mengurangi konsumsi energi dan emisi, namun membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai. Untuk mempercepat proses dekarbonisasi sektor maritim, diperlukan sinergi antara industri, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Penelitian ini menyajikan wawasan strategis dalam mendukung transisi menuju pelayaran rendah karbon dan pembangunan maritim yang berkelanjutan secara global. This research explores the integration of eco-friendly technologies in the maritime industry as a strategy to reduce greenhouse gas (GHG) emissions and promote sustainable sea transport. As maritime shipping accounts for roughly 2.5% of global carbon output, there is an urgent demand for innovative solutions such as hybrid propulsion, full electrification, alternative fuels (e.g., LNG, hydrogen, ammonia), and energy-saving technologies like air lubrication systems. These approaches have shown promising results—LNG can lower CO₂ emissions by up to 25%, while hydrogen and ammonia present carbon-free alternatives. Nonetheless, their implementation is constrained by high capital costs, limited infrastructure, and complex international regulations. Employing a literature-based analysis, this study assesses the effectiveness and challenges of these technologies, along with their operational and sustainability implications. The findings indicate that while technologies like air lubrication and low-emission fuels significantly cut fuel use and emissions, they demand major infrastructure investments. Achieving maritime decarbonization requires strong cooperation among governments, industry stakeholders, and regulators. This study offers strategic insights to support the transition toward cleaner and more sustainable maritime transportation.