Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi terutama pada mahasiswa yang kurang mengonsumsi air putih. Kurangnya asupan air dapat menyebabkan urin menjadi lebih pekat sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan terjadinya ISK. Pemeriksaan jumlah leukosit dan eritrosit dalam urin dilibatkan sebagai indikator risiko ISK, dimana pemeriksaannya menggunakan urine analyzer dan mikroskopis untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dan eritrosit urin sebagai indikator risiko ISK pada mahasiswa yang kurang mengonsumsi air putih. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 35 mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medis angkatan 2021 Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pemeriksaan laboratorium kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,3% responden dengan konsumsi air putih kurang dari 2 liter per hari mengalami peningkatan jumlah leukosit ≥5 sel/LPB (Lapang Pandang Besar) dan 51,5% responden mempunyai eritrosit ≥3 sel/LPB (Lapang Pandang Besar) dalam urin yang mengindikasikan risiko lebih tinggi terhadap ISK. Kesimpulan penelitian ini adalah kurangnya konsumsi air putih berhubungan dengan peningkatan risiko ISK. Disarankan mahasiswa meningkatkan konsumsi air putih minimal 2 liter per hari untuk mencegah terjadinya ISK. Kata Kunci: Infeksi Saluran Kemih, Konsumsi Air Putih , Leukosit dan Eritrosit urin