<![CDATA[Periode tahun 2019 hingga 2024 merupakan fase ketidakstabilan bagi perekonomian Indonesia, yang dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19. Meskipun variabel pandemi tidak dijadikan fokus utama dalam penelitian ini, pembahasan terkait tetap relevan karena periode penelitian mencakup masa pandemi dan pasca-pandemi. Pada rentang waktu tersebut, kondisi ekonomi yang tidak stabil menyebabkan variabel-variabel makroekonomi seperti Inflasi, Nilai Tukar, dan BI Rate menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi kinerja saham, khususnya pada sektor teknologi. Dalam penelitian ini, kinerja saham diproksikan melalui harga saham karena harga saham dianggap sebagai indikator yang paling representatif dalam menggambarkan nilai perusahaan, terutama dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dengan metode analisis data panel, yang merupakan gabungan antara data time series dan cross section. Teknik purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel sebanyak 13 perusahaan sektor teknologi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019-2024, sehingga diperoleh total 78 observasi. Analisis data dilakukan menggunakan software EViews 13, dengan pendekatan model regresi Random Effect Model (REM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi dan BI Rate tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja saham. Sementara itu, Nilai Tukar USD/IDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja saham Perusahaan sektor teknologi.]]>
