Fajri Tauladani, Irham
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perancangan Visual Animasi 3D Perang Ganter pada Museum Singhasari: Perancangan Visual Animasi 3D Perang Ganter pada Museum Singhasari: Inovasi dalam Industri Kreatif yahya, saiful; Fajri Tauladani, Irham
Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia Vol 9 No 2 (2025): Jeskovsia 9.2
Publisher : Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat STMIK Asia Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32815/jeskovsia.v9i2.1138

Abstract

Keberhasilan produk digital dalam industri kreatif bergantung pada keselarasan pengalaman visual dengan preferensi audiens. Penelitian ini menggunakan metode Design Thinking guna merancang animasi 3D Perang Ganter sebagai media informasi di Museum Singhasari. Tujuan penelitian mencakup peningkatan pemahaman sejarah pengunjung dan eksplorasi peluang monetisasi digital. Penelitian ini mengaplikasikan metode Design Thinking melalui lima tahap: (1) Empathize (wawancara mendalam dengan ahli sejarah dan observasi perilaku pengunjung), (2) Define (identifikasi kesenjangan pengetahuan audiens tentang Perang Ganter), (3) Ideate (pengembangan konsep animasi 3D), (4) Prototype (pembuatan purwarupa animasi 3D menggunakan Blender), dan (5) Test (uji coba kepada 68 responden). Hasil uji coba menunjukkan bahwa 54,2% audiens (37 dari 68 responden) yang awalnya tidak mengetahui Perang Ganter berhasil memahami peristiwa tersebut setelah menyaksikan animasi. Meskipun target peningkatan kesadaran sebesar 70,6% belum tercapai, capaian ini membuktikan efektivitas animasi dalam mengedukasi audiens secara signifikan. Selain itu, animasi meningkatkan durasi interaksi pengunjung di museum sebesar 25% dan mengidentifikasi tiga peluang monetisasi: virtual tour premium, konten edukasi berbayar, serta merchandise digital berbasis karakter sejarah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan Design Thinking tidak hanya memperkuat nilai edukasi sejarah, tetapi juga menciptakan aset kreatif yang mendukung transformasi digital museum.